Pakar militer China mengungkapkan bahwa Amerika Serikat (AS) melakukan sedikitnya 2.000 operasi mata-mata terhadap China sepanjang tahun ini. Pakar ini memperingatkan bahwa misi mata-mata AS 'membahayakan keamanan kedaulatan China dan meningkatkan ketegangan kawasan'.
"Target misi-misi ini termasuk pulau-pulau dan karang yang dikuasai China di Laut China Selatan, juga area pantai di daratan utama China," sebut peneliti pada Akademi Ilmu Militer pada Tentara Pembebasan Rakyat, Cao Yanzhong.
Demikian seperti dilaporkan South China Morning Post dilansir kantor berita Anadolu Agency, Jumat (29/10/2021).
Mengacu pada jalur pelayaran kapal-kapal perang dan rute penerbangan pesawat tempur AS di perairan Laut China Selatan yang menjadi sengketa, Cao menyebut bahwa 'operasi mata-mata jarak dekat itu ditujukan pada China'.
"Frekuensi tinggi dari pengintaian semacam itu membahayakan keamanan kedaulatan China dan meningkatkan ketegangan kawasan, yang tentu akan memicu perlawanan tegas dari China dan tidak diragukan akan meningkatkan risiko terjadinya tembakan," ujarnya.
Pernyataan itu disampaikan Cao dalam forum Xiangshan ke-10, yang merupakan konferensi militer tahunan China, yang digelar secara virtual pekan ini.
Awal Juli lalu, sebuah forum diskusi think-tank mengklaim bahwa AS melakukan survei terhadap Laut China Selatan yang menjadi sengketa 'hampir setiap hari' pada paruh pertama tahun ini.
(nvc/ita)