Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) dan Bahrain menggelar latihan militer gabungan di perairan Teluk. Latihan ini melibatkan sistem tanpa awak termasuk drone militer yang diintegrasikan ke dalam operasi maritim regional.
Seperti dilansir AFP, Rabu (27/10/2021), Armada Kelima AS yang berbasis di Bahrain, bulan lalu, mengumumkan peluncuran gugus tugas baru di kawasan Teluk yang menggabungkan drone dan kecerdasan buatan ke dalam operasi. Gugus Tugas 59 itu disebut akan bergantung pada kemitraan regional dan koalisi.
Pengumuman oleh Komando Pusat Angkatan Laut AS (NAVCENT) itu disampaikan di tengah ketegangan maritim antara Iran dan musuh bebuyutannya, Israel. Bahrain sendiri baru menormalisasi hubungan dengan Israel tahun lalu.
Sejak Februari lalu, Iran dan Israel dituduh terlibat dalam apa yang disebut para pengamat sebagai 'perang bayangan', di mana kapal-kapal terkait kedua negara diserang di perairan sekitar kawasan Teluk secara bergantian.
Pada Agustus lalu, Iran menolak tuduhan Barat bahwa drone-drone miliknya digunakan dalam serangan mematikan terhadap kapal tanker di lepas pantai Uni Emirat Arab (UEA). Saat itu, Iran menuduh Israel mengarang 'skenario' untuk menyerang negaranya.
Pada Selasa (26/10) waktu setempat, juru bicara Angkatan Laut AS, Tim Hawkins, menyebut latihan gabungan dengan Bahrarin yang disebut 'New Horizon' menjadi bagian dari upaya meningkatkan kewaspadaan domain maritim, memperkuat pencegahan dan menjalin kemitraan.
Itu menandai pertama kalinya Angkatan Laut AS mengintegrasikan kapal permukaan tak berawak dengan kapal-kapal berawak di perairan Timur Tengah, dan pertama kalinya itu dilakukan dalam pengujian dengan mitra regional di perairan Teluk.
"Kita menempatkan beberapa kapal permukaan tak berawak yang disebut MANTAS T-12 di perairan," sebut Hawkins kepada AFP.
(nvc/ita)