Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Luar Negeri Taliban, Amir Khan Muttaqi, sebelumnya menegaskan bahwa ancaman ISIS-K akan diatasi. Dia juga menyatakan bahwa Afghanistan tidak akan menjadi basis serangan terhadap negara-negara lain.
Terlepas dari itu, Kahl menambahkan bahwa Al-Qaeda di Afghanistan memberikan persoalan yang lebih kompleks, mengingat keterkaitannya dengan Taliban. Keterkaitan itu yang mendorong AS melancarkan intervensi militer di Afghanistan tahun 2001 lalu setelah serangan 11 September yang didalangi Al-Qaeda. Saat itu, Taliban menyembunyikan para pemimpin Al-Qaeda yang diburu AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam testimoninya, Kahl menyebut Al-Qaeda membutuhkan waktu 'satu atau dua tahun' untuk memulihkan kemampuan melancarkan serangan di luar Afghanistan terhadap AS.
Presiden Joe Biden telah menegaskan bahwa AS akan terus mewaspadai ancaman-ancaman dari Afghanistan dengan melakukan operasi pengumpulan intelijen yang akan mengidentifikasi ancaman dari kelompok-kelompok seperti Al-Qaeda dan ISIS-K.
Kahl menyatakan tujuannya adalah mengacaukan kelompok-kelompok radikal itu agar Al-Qaeda dan ISIS-K tidak memiliki kemampuan menyerang AS. "Kita perlu waspada dalam mengacaukan itu," ucapnya.
Namun, para pejabat AS secara pribadi memperingatkan bahwa mengidentifikasi dan mengacaukan kelompok seperti Al-Qaeda dan ISIS sangat sulit dilakukan tanpa kehadiran tentara di negara tersebut. Meskipun AS menerbangkan drone-drone yang mampu menyerang target Al-Qaeda dan ISIS ke kawasan Teluk.
Lebih lanjut, Kahl menyatakan AS belum memiliki kesepakatan dengan negara-negara tetangga Afghanistan untuk menampung tentara-tentara dalam upaya kontraterorisme.
(nvc/ita)