Pemimpin Pakistan dan China menyampaikan seruan bersama yang tergolong langka terkait Afghanistan. Kedua pemimpin kompak mendesak komunitas internasional untuk segera mengirimkan bantuan kemanusiaan dan perekonomian ke Afghanistan yang menghadapi kekurangan pangan dan obat-obatan.
Seperti dilansir Associated Press, Selasa (26/10/2021), seruan itu disampaikan setelah Perdana Menteri (PM) Pakistan, Imran Khan dan Presiden China, Xi Jinping, berbicara via telepon membahas Afghanistan.
Disebutkan bahwa usai percakapan itu, kedua pemimpin menyatakan orang-orang di Afghanistan memerlukan bantuan internasional 'untuk meringankan penderitaan mereka, mencegah instabilitas' dan membangun kembali usai Amerika Serikat (AS) menarik diri dan Taliban mengambil alih kekuasaan pada Agustus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehari sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) China, Wang Yi, bertemu dengan perwakilan Taliban dalam kunjungan ke Qatar untuk membahas berbagai isu.
Pakistan dan China merupakan sekutu sejak lama dan bersama dengan beberapa negara lainnya, telah mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Kabul selama dua bulan terakhir.
Perekonomian Afghanistan kini berada dalam kondisi buruk dengan bantuan internasional ditangguhkan, harga makanan naik dan angka pengangguran melonjak.
Pakistan sebelumnya menyerukan agar dunia mencairkan aset milik Afghanistan yang dibekukan, agar Kabul bisa menggunakan dana itu untuk mencegah krisis kemanusiaan yang semakin mendalam.
Simak juga 'China-Pakistan-Mongolia-Thailand Latihan Perang Bersama':
Diketahui bahwa saat ini, pemerintahan Taliban tidak memiliki akses terhadap cadangan Bank Sentral Afghanistan sebesar US$ 9 miliar, yang sebagian besar dipegang oleh Bank Sentral New York.
Selain Pakistan, Rusia juga menyerukan pencairan aset Afghanistan tersebut. Otoritas Rusia bahkan menyebut pembekuan aset cadangan Afghanistan yang disimpan di negara Barat itu dalam upaya menjauhkannya dari Taliban, sebagai langkah yang 'keterlaluan'.
"Siapa yang mereka hukum: otoritas Afghanistan atau rakyat Afghanistan? Uang itu harus dikembalikan kepada rakyat Afghanistan," cetus Utusan Kepresidenan Rusia untuk Afghanistan, Zamir Kabulov, dalam pernyataannya.