Sikap ASEAN mengesampingkan Jenderal Min Aung Hlaing dari KTT menjadi penghinaan terbesar untuk junta militer Myanmar, dan menjadi langkah tegas yang langka oleh kelompok regional yang dikenal dengan aturan non-intervensi-nya.
Militer Myanmar sangat menentang dan menuduh ASEAN menyimpang dari norma-normanya dan membiarkan diri dipengaruhi oleh negara-negara lainnya, termasuk Amerika Serikat (AS).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keputusan tidak mengundang pemimpin junta militer Myanmar itu diambil beberapa hari setelah Utusan Khusus ASEAN, Erywan Yusof, mengungkapkan dirinya tidak diberi akses untuk bertemu semua pihak di Myanmar, termasuk pemimpin sipil Aung San Suu Kyi yang dilengserkan dan dijerat berbagai dakwaan pidana.
Prayuth dalam pernyataannya mendorong Myanmar untuk memenuhi komitmennya dan mengizinkan kunjungan Erywan segera, juga mengambil 'langkah penting pertama dalam proses membangun kepercayaan'.
"(Prayuth) Menyatakan harapan agar Myanmar mempercayai ASEAN dalam membatu Myanmar mencapai perdamaian dan keselarasan, juga kembali ke proses demokratis," demikian pernyataan kantor PM Prayuth.
(nvc/ita)