Kisah Pilu Keluarga Afghanistan Kelaparan, Jual Bayi Rp 7 Juta!

Kisah Pilu Keluarga Afghanistan Kelaparan, Jual Bayi Rp 7 Juta!

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 26 Okt 2021 12:22 WIB
Ancaman gizi buruk kian nyata di Afghanistan. Kondisi perekonomian yang belum stabil membuat orang tua di negara itu mati-matian penuhi kebutuhan anak mereka.
Ilustrasi (dok. AP Photo)
Kabul -

Afghanistan yang kini dikuasai Taliban berada di ambang bencana besar, dengan keluarga-keluarga miskin yang sudah putus asa terpaksa menjual anak dan bayi mereka kepada orang lain. Salah satu keluarga di luar Herat mengakui terpaksa menjual bayi perempuannya seharga US$ 500 (Rp 7 juta).

Seperti dilaporkan BBC dan dilansir Mirror.co.uk, Selasa (26/10/2021), Program Pangan Dunia (WFP) pada Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memperingatkan bahwa nyaris 1 juta anak di Afghanistan berisiko kelaparan.

Diungkapkan WFP bahwa jutaan orang bisa meninggal kecuali tindakan segera diambil untuk menyelamatkan 22,8 juta warga Afghanistan yang hampir mati kelaparan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Afghanistan menghadapi blokade global untuk bantuan kemanusiaan sejak pasukan asing ditarik keluar dari negara itu. Berkuasanya kembali Taliban berujung pada tidak adanya pengakuan internasional dan tidak adanya lagi bantuan yang masuk ke Afghanistan.

Di luar kota Herat, sepasang suami istri yang berduka menuturkan bagaimana mereka terpaksa menjual bayi perempuan mereka kepada seorang pria yang tinggal tidak jauh dari mereka. Bayi perempuan pasangan ini dijual seharga US$ 500 atau setara Rp 7 juta.

ADVERTISEMENT

Pria yang membeli bayi pasangan itu mengklaim akan menikahkan bayi itu nantinya dengan anak laki-lakinya ketika keduanya sudah dewasa, namun orangtua bayi perempuan itu menyadari bahwa putri mereka akan menghadapi masa depan yang jauh lebih buruk dari itu.

"Anak-anak saya lainnya sekarat karena kelaparan jadi kami harus menjual anak perempuan saya," tutur ibunda sang bayi yang tidak disebut namanya, sambil menangis kepada seorang reporter BBC yang menemuinya.

"Bagaimana bisa saya tidak sedih? Dia anak saya," ucapnya. "Saya berharap saya tidak harus menjual putri saya," ujarnya.

Tonton juga Video: Sejumlah Kritikan Perempuan Afghanistan ke Taliban

[Gambas:Video 20detik]



Suami wanita ini atau ayah dari bayi yang dijual hanya bekerja mengumpulkan sampah, namun kini pekerjaan itu tidak menghasilkan uang.

"Kami kelaparan. Sekarang kami tidak punya tepung, tidak ada minyak di rumah. Kami tidak punya apa-apa," ujar ayah sang bayi yang tidak disebut namanya ini.

"Putri saya tidak tahu seperti apa masa depannya nanti. Saya tidak tahu bagaimana perasaannya tentang itu, tapi saya harus melakukannya," ucapnya.

Disebutkan bahwa pria yang berniat membeli bayi pasangan ini telah membayar setengah dari harga total untuk bayi perempuan itu. Sisanya baru akan dilunasi setelah bayi itu diserahkan kepadanya beberapa bulan ke depan.

BBC dalam laporannya menyebut praktik perdagangan bayi ini telah dilaporkan ke tim perlindungan anak pada Badan Anak-anak PBB atau UNICEF.

"Afghanistan sekarang berada di antara krisis kemanusiaan terburuk di dunia, mungkin yang terburuk. Kami menghitung mundur menuju bencana," ucap Direktur Eksekutif WFP PBB, David Beasley.

Halaman 3 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads