Otoritas China akan menggelar tes virus Corona massal setelah empat kasus baru COVID-19 ditemukan di distrik pinggiran kota pada hari Jumat (22/10).
Seperti diberitakan AFP, Jumat (22/10/2021), tes Corona terhadap puluhan ribu orang ini akan dilakukan seiring kemunculan kasus-kasus baru COVID-19 telah memicu penutupan sekolah dan pembatalan ratusan penerbangan di negara itu.
China telah mempertahankan strategi nol-COVID yang gigih dengan penutupan perbatasan yang ketat, karantina yang panjang, dan penguncian (lockdown) yang ditargetkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, negara berpenduduk terpadat di dunia itu sekarang berjuang untuk mengendalikan puluhan kasus infeksi virus Corona di beberapa provinsi.
Kasus-kasus baru itu telah mendorong penghentian ratusan penerbangan, penutupan tempat wisata dan sekolah serta serangkaian perintah tinggal di rumah di kompleks perumahan yang terkena dampak.
Wabah itu bermula dari pasangan lansia yang berada dalam kelompok turis domestik yang terbang dari Shanghai ke Xi'an, provinsi Gansu dan ke Mongolia Dalam.
Puluhan kasus sejak itu dikaitkan dengan perjalanan mereka, dengan kontak dekat di setidaknya lima provinsi dan wilayah - termasuk Mongolia Dalam yang jarang penduduknya dan ibu kota Beijing.
Sebagai tanggapan, para pejabat di distrik Changping di barat laut Beijing telah meningkatkan pelacakan kontak dan memperketat protokol keselamatan COVID-19. Media pemerintah melaporkan pada hari ini bahwa 35.000 orang akan dites Corona.
Komisi Kesehatan Nasional mengatakan dalam sebuah pernyataan hari ini, China mencatat 28 kasus baru COVID-19 yang ditularkan secara lokal pada hari Kamis (21/10), 15 kasus lebih banyak dari hari sebelumnya.