Para anggota parlemen Inggris memberikan penghormatan terhadap kolega mereka, David Amess, yang tewas ditikam saat menemui konstituennya. Sementara kepolisian antiterorisme Inggris masih menyelidiki apakah tersangka yang ditangkap dimotivasi oleh ekstremisme Islamis.
Seperti dilansir AFP, Senin (18/10/2021), Amess (69) yang merupakan anggota parlemen veteran dari Partai Konservatif tewas ditikam pada Jumat (15/10) waktu setempat, saat menemui konstituennya di sebuah gereja di wilayah Leigh-on-Sea, sebelah timur London.
Insiden semacam ini merupakan tindak penyerangan kedua terhadap anggota parlemen Inggris dalam lima tahun terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepolisian setempat telah menangkap seorang pria berusia 25 tahun di bawah Undang-undang (UU) Terorisme, yang mengizinkan polisi memperpanjang penahanannya untuk keperluan interogasi hingga Jumat (22/10) mendatang. Tersangka belum dijerat dakwaan apapun sejauh ini.
Parlemen Inggris, yang kembali menggelar rapat setelah reses selama tiga pekan, akan menggelar sesi khusus pada Senin (18/10) sore waktu setempat ketika para anggota parlemen dari seluruh spektrum politik akan memberikan penghormatan terhadap mendiang Amess.
Sosok Amess yang sudah veteran ini dipuji atas kesopanan dan kerja konstituennya yang tidak kenal lelah.
"Yang benar-benar mendefinisikan dia adalah, bahkan ketika dia tidak setuju dengan orang-orang, ada semangat kemurahan hati," ucap Wakil Perdana Menteri (PM) Inggris, Dominic Raab, kepada radio BBC.
Amess yang pertama terpilih menjadi anggota parlemen tahun 1983 ini dikenal sebagai sosok yang 'sangat baik dan murah hati dengan waktu dan nasihatnya'.
Dalam sesi khusus itu, para anggota parlemen akan menggelar momen hening selama satu menit. PM Boris Johnson kemudian akan memimpin momen penghormatan selama beberapa jam, sebelum Ketua Parlemen Lindsay Hoyle memimpin para anggota parlemen lainnya dalam prosesi kebaktian mengenang almarhum di sebuah gereja di halaman Westminster Abbey.
Kepolisian Inggris telah menetapkan kasus ini sebagai aksi terorisme dan menyatakan pihaknya tengah menyelidiki 'motivasi potensial terkait ekstremisme Islamis'. Personel anti-teror dari Kepolisian Metropolitan London memimpin penyelidikan ini.
Identitas tersangka belum diungkap kepolisian, namun media lokal Inggris yang mengutip sejumlah pejabat yang enggan disebut namanya mengidentifikasi tersangka sebagai Ali Harbi Ali, yang merupakan warga negara Inggris keturunan Somalia.
Disebutkan juga bahwa ayah tersangka merupakan mantan penasihat Perdana Menteri di Somalia dan paman tersangka merupakan Duta Besar Somalia untuk China sedangkan bibinya mengelola sebuah forum diskusi think-tank di Mogadishu.
Pembunuhan terhadap Amess ini membangkitkan ingatan buruk soal pembunuhan anggota parlemen lainnya, Jo Cox, dari Partai Buruh Inggris menjelang referendum Brexit tahun 2016 lalu.