Otoritas Spanyol kembali mengevakuasi 160 warga Afghanistan yang sempat tertinggal dalam proses evakuasi darurat pada Agustus lalu ketika Taliban mengambil alih kekuasaan. Para pengungsi itu dievakuasi via Pakistan, yang bertetangga dengan Afghanistan.
Seperti dilansir Associated Press dan AFP, Rabu (13/10/2021), Spanyol meluncurkan misi untuk mengevakuasi warga Afghanistan, yang kebanyakan pernah bekerja untuk Spanyol, bersama keluarga mereka yang gagal dievakuasi dalam operasi darurat pada Agustus lalu.
Pada saat itu, Spanyol hanya mampu mengevakuasi sekitar 2.000 warganya dan warga Afghanistan via bandara Kabul. Proses evakuasi sempat terhenti setelah seluruh tentara Amerika Serikat (AS), termasuk yang menjaga bandara Kabul, ditarik pulang ke negaranya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian Pertahanan Spanyol dalam pernyataannya menyebut misi terbaru ini berhasil mengevakuasi para pekerja Afghanistan dan keluarganya via Pakistan sebelum mereka diterbangkan ke Spanyol.
Sekitar 160 pengungsi Afghanistan itu tiba di pangkalan udara Torrejon de Ardoz, yang terletak di luar Madrid, pada Selasa (12/10) sekitar pukul 08.45 waktu setempat.
Mereka bergabung dengan 84 pengungsi lainnya yang terlebih dulu diterbangkan ke pangkalan udara yang sama pada Senin (11/10) waktu setempat.
Evakuasi ini berhasil dilakukan setelah Menteri Luar Negeri Spanyol, Jose Albares, mengunjungi Pakistan dan Qatar bulan lalu untuk meminta bantuan kedua negara dalam mengevakuasi lebih banyak warga Afghanistan yang pernah bekerja untuk Spanyol.
Diplomat top Uni Eropa, Josep Borrell, pekan lalu mendorong negara-negara Uni Eropa untuk menampung 'minimum' antara 10.000 hingga 20.000 pengungsi Afghanistan.
"Untuk menyambut mereka, kita harus mengevakuasi mereka, dan kita akan fokus pada hal itu, namun itu tidak mudah," ucapnya di Madrid.
Uni Eropa sebelumnya menyatakan bahwa tuntutan Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk Pengungsi untuk menampung 42.500 pengungsi Afghanistan dalam lima tahun ke depan akan bisa dicapai -- meskipun keputusannya bergantung pada negara-negara anggota.