Perdana Menteri (PM) Italia, Maria Draghi, yang menjadi tuan rumah pertemuan G20 kali ini, menyatakan bahwa disepakati untuk bekerja sama memberikan bantuan kemanusiaan untuk warga Afghanistan dan bahwa hal ini harus melibatkan kontak dengan Taliban.
"Sangat sulit untuk melihat bagaimana satu pihak bisa membantu warga Afghanistan... tanpa semacam keterlibatan pemerintah Taliban," ucapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bukannya merespons dan berdebat... kita sekarang memiliki kesadaran atas tanggung jawab darurat dan besar ini yang dimiliki G20 terhadap warga Afghanistan," ujar Draghi dalam konferensi pers usai pertemuan G20.
G20 mencakup AS, Uni Eropa, China, Turki, Rusia, India dan Arab Saudi, selain beberapa negara lainnya.
Hal senada disampaikan AS dalam pernyataan terpisah, yang menyebut para pemimpin G20 menegaskan komitmen untuk memberikan bantuan kemanusiaan secara langsung bagi rakyat Afghanistan melalui organisasi internasional yang independen.
"Dan untuk memajukan hak asasi mendasar bagi semua warga Afghanistan, termasuk wanita, anak perempuan dan anggota kelompok minoritas," imbuh AS dalam pernyataannya.
Bantuan internasional untuk Afghanistan ditangguhkan sejak Taliban berkuasa pada Agustus lalu. Aset-aset milik Afghanistan yang disimpan di luar negeri telah dibekukan, dengan harga pangan dan pengangguran melonjak, yang memicu peringatan bencana kemanusiaan saat musim dingin tiba nanti.
Negara-negara Uni Eropa mengkhawatirkan potensi lonjakan pencari suaka asal Afghanistan yang berusaha memasuki wilayah mereka, seperti tahun 2015 saat banyak warga Suriah melarikan diri dari konflik di negaranya. Uni Eropa memperkirakan bahwa menyumbangkan dana untuk membantu menjaga stabilitas Afghanistan dan membantu negara-negara tetangganya bisa memutus aliran pencari suaka.
(nvc/ita)