Mengenang Kiprah A.Q Khan hingga Dijuluki Bapak Senjata Nuklir Pakistan

Mengenang Kiprah A.Q Khan hingga Dijuluki Bapak Senjata Nuklir Pakistan

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 10 Okt 2021 15:08 WIB
(FILES) In this file photo taken on February 6, 2009 Pakistani nuclear scientist Abdul Qadeer Khan gesturing after a court verdict in Islamabad. - Abdul Qadeer Khan, revered as the father of Pakistans nuclear bomb, has died at 85, state-run broadcaster PTV reported on October 10, 2021. (Photo by Aamir QURESHI / AFP FILES / AFP)
Mengenang Kiprah A.Q Khan hingga Dijuluki Bapak Program Senjata Nuklir Pakistan (Foto: AFP/AAMIR QURESHI)
Islamabad -

Bapak Program Senjata Nuklir Pakistan,Abdul Qadeer Khan meninggal dunia di usianya yang ke-85 tahun. Kiprah dan jasanya dalam mengubah Pakistan sebagai kekuatan nuklir islam pertama di dunia jadi sorotan.

detikcom telah merangkumkan informasinya berikut ini, seperti dilansir BBC dan AFP, Minggu (10/10/2021)

Sosok dan Kiprah Abdul Qadeer Khan

Abdul Qadeer Khan lahir di Bhopal, India, pada tahun 1935. Dia lahir di keluarga yang sederhana. Pada 1952, dia bermigrasi ke Pakistan, setelah lima tahun negara itu memisahkan diri dari India.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kecerdasannya tak diragukan lagi. Ia lulus dari Universitas Karachi dan pindah ke Eropa untuk studi lanjutan di Jerman Barat dan Belgia.

Pada 1970-an, Khan bekerja di pabrik pengayaan uranium yang dijalankan oleh konsorsium Inggris-Belanda-Jerman bernama Urenco. Namun pada tahun 1976, Khan kembali ke Pakistan untuk memimpin program nuklir Pakistan, atas dukungan Perdana Menteri saat itu Zulfikar Ali Bhutto.

ADVERTISEMENT

Selama bekerja, Abdul Qadeer Khan bersikeras bahwa program itu tidak memiliki tujuan militer. Namun pada pengujian nuklir tahun 1998 Khan mengakui bahwa dia "Tidak pernah ragu bahwa saya sedang membuat bom. Kami harus melakukannya."

Khan juga turut mengerjakan uji coba penembakan rudal Ghauri I dan II yang berkemampuan nuklir. Saat menjalankan pekerjaannya tersebut. Khan juga sedang diselidiki di Belanda karena dituduh mengambil teknologi pengayaan selama dirinya bekerja sebelumnya.

Kemudian pada tahun 1983, ia dijatuhi hukuman in absentia selama empat tahun penjara oleh pengadilan Amsterdam karena percobaan spionase. Namun hukuman itu kemudian dibatalkan di tingkat banding.

Meski begitu, Khan mendapat pujian lantaran mampu membawa Pakistan menyaingi India di bidang atom dan membuat pertahanannya "tak tertembus".

Simak juga Video: Israel Sebut Program Nuklir Iran Telah Capai Titik Toleransi

[Gambas:Video 20detik]



Jasa-Sorotan untuk Abdul Qadeer Khan

Abdul Qadeer Khan memainkan peran kunci dalam mengembangkan kemampuan militer nuklir Pakistan, yang berpuncak pada keberhasilan uji coba nuklir pada Mei 1998. Pakistan pun menjadi kekuatan nuklir ketujuh di dunia.

Pada bulan Maret 2001, Khan dipromosikan ke lingkaran dalam kepemimpinan militer Pakistan sebagai penasihat ilmu pengetahuan dan teknologi khusus untuk Presiden Pervez Musharraf. Namun pada Januari 2004, ia dipecat dari posisinya.

Fasilitas nuklir Dr Khan, Khan Research Laboratories di Kahuta, menjadi laboratorium senjata nuklir utama Pakistan untuk proses pengayaan uranium. Hal ini terus menarik kecurigaan AS hingga pada tahun 2003 AS menjatuhkan sanksi pada fasilitas tersebut .

Khan juga dituduh berbagi teknologi nuklir secara ilegal dengan Iran, Libya, dan Korea Utara. Hingga pada 2004, Khan ditempatkan di bawah tahanan rumah di ibu kota Islamabad, setelah ia mengaku menjalankan jaringan proliferasi ke tiga negara tersebut.

Pengungkapan bahwa dia menyampaikan rahasia nuklir ke negara lain mengejutkan dan membuat trauma Pakistan. Dalam pidato yang disiarkan televisi, Khan menyampaikan "penyesalan terdalamnya dan permintaan maaf".

"Saya bertanggung jawab penuh atas tindakan saya dan meminta maaf," katanya.

Pada Februari 2009, pengadilan mengakhiri masa tahanan rumahnya, namun pergerakan Khan masih dijaga ketat. Khan didampingi oleh pihak berwenang setiap kali dia meninggalkan kediamannya di Islamabad.

Pasca bebas, di tahun-tahun berikutnya, Dr Khan mengkonsentrasikan diri di bidang pendidikan. Ia meluncurkan kampanye melawan buta huruf dan membangun lembaga pendidikan di Mianwali dan Karachi.

Dia mengatakan kepada Yespakistan.com: "Saya bangga dengan pekerjaan saya untuk negara saya. Ini telah memberi orang Pakistan rasa bangga, keamanan, dan telah menjadi pencapaian ilmiah yang hebat."

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads