Presiden China Janjikan Reunifikasi Damai dengan Taiwan

Presiden China Janjikan Reunifikasi Damai dengan Taiwan

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 09 Okt 2021 12:43 WIB
Chinese President Xi Jinping attends the commemoration of the 110th anniversary of the Xinhai Revolution which overthrew the Qing Dynasty and led to the founding of the Republic of China, at the Great Hall of the People in Beijing on October 9, 2021. (Photo by Noel Celis / AFP)
Xi Jinping (dok. AFP/NOEL CELIS)
Beijing -

Presiden China, Xi Jinping, menegaskan reunifikasi dengan Taiwan harus terwujud. Xi juga menjanjikan bahwa reunifikasi itu akan dilakukan secara damai.

Seperti dilansir Reuters dan Associated Press, Sabtu (9/10/2021), Taiwan yang memiliki pemerintahan demokratis sendiri berada di bawah tekanan militer dan politik yang semakin meningkat dari China, yang terus menganggap Taiwan sebagai bagian wilayahnya.

China ingin Taiwan menerima kedaulatannya, namun otoritas Taiwan berjanji akan mempertahankan kebebasan yang dimilikinya dan menegaskan bahwa hanya warganya yang bisa memutuskan masa depan negara itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbicara di Balai Besar Rakyat di Beijing, Xi menyatakan bahwa rakyat China memiliki 'tradisi mulai' dalam menentang separatisme.

"Separatisme kemerdekaan Taiwan menjadi hambatan terbesar dalam mencapai reunifikasi Tanah Air, dan bahaya tersembunyi yang paling serius untuk pembaruan nasional," ucap Xi dalam pidatonya saat peringatan revolusi yang menggulingkan dinasti kekaisaran terakhir tahun 1911.

ADVERTISEMENT

Ditegaskan Xi bahwa 'reunifikasi' dengan Taiwan harus terwujud dan akan terwujud secara damai. Dia menyebut bahwa reunifikasi damai paling memenuhi kepentingan rakyat Taiwan.

"Tidak ada yang boleh meremehkan tekad teguh, keinginan keras dan kemampuan kuat rakyat China, untuk mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas wilayah," tegasnya.

Simak video 'Tindakan Provokatif China Terbangkan Ratusan Jet Tempur ke Taiwan':

[Gambas:Video 20detik]



"Reunifikasi bangsa harus terwujud dan pasti akan terwujud," cetus Xi. "Reunifikasi melalui cara damai menjadi yang paling sejalan dengan kepentingan bangsa China, termasuk rekan-rekan Taiwan," imbuhnya.

Pidato Xi pada Sabtu (9/10) ini jauh lebih halus jika dibandingkan Juli lalu, saat dia menyebut Taiwan dalam pidatonya dan berjanji akan 'menghancurkan' setiap upaya mewujudkan kemerdekaan formal. Tahun 2019, Xi secara langsung mengancam akan menggunakan kekuatan untuk merebut Taiwan.

Angkatan Udara China melakukan penyusupan selama empat hari berturut-turut ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan sejak 1 Oktober lalu, yang melibatkan 150 jet tempur dan pesawat militer. Xi tidak menyebut aktivitas militer China itu dalam pidatonya.

Taiwan menyebut dirinya sebagai negara merdeka dengan nama resmi Republik China. Disebutkan bahwa Republik China berdiri tahun 1912 dan pemerintahannya kabur ke Taiwan tahun 1049 setelah kalah dalam perang sipil dengan Partai Komunis, yang menguasai Republik Rakyat China sekarang.

Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads