Penjaga menembak mati enam migran di fasilitas penahanan Tripoli yang penuh sesak pada hari Jumat, kata Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM). Kekerasan terhadap migran ini menyusul adanya penangkapan massal dalam beberapa hari terakhir.
"Penembakan terjadi dan enam migran tewas secara total. Mereka ditembak oleh penjaga," kata kepala badan PBB Libya Federico Soda, seperti dilansir AFP, Sabtu (9/10/2021).
"Kami tidak tahu apa yang memicu insiden hari ini tetapi itu terkait dengan kepadatan penduduk dan situasi yang mengerikan dan sangat menegangkan" lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menambahkan bahwa setidaknya 20 migran lainnya terluka dan banyak lagi yang melarikan diri dalam kekacauan itu.
Video online tampak menunjukkan ratusan orang, banyak dari mereka di bawah umur, melarikan diri dari pusat.
Pembunuhan itu terjadi seminggu setelah penggerebekan di Tripoli, sebagian besar menargetkan migran gelap, menyebabkan setidaknya satu orang tewas dan 15 terluka, menurut Misi Dukungan PBB di Libya (UNSMIL).
Doctors Without Borders (MSF) mengatakan 5.000 migran dan pengungsi telah terseret dalam "penangkapan massal dengan kekerasan", tiga kali lipat dari jumlah yang ditahan di kota itu hanya dalam lima hari.
Pihak berwenang Libya mengatakan gelombang penahanan Jumat dan Sabtu lalu adalah bagian dari serangan anti-narkoba di rumah-rumah dan tempat penampungan sementara di Gargaresh, pinggiran miskin Tripoli.
Soda mengatakan pusat Al-Mabani yang dijaga ketat, yang memiliki kapasitas 1.000 orang, pada hari Jumat telah menampung 3.000 migran, sebagian besar dari Afrika sub-Sahara, sekitar sepertiga dari mereka berada di halaman di luar gedung.
Penjaga telah menembak ke udara untuk mengendalikan insiden sebelumnya selama seminggu, katanya.
"Penahanan mereka sewenang-wenang dan tidak pandang bulu," katanya.
"Ada orang di sana yang memiliki dokumen hukum tetapi mereka terjebak di negara ini.
(eva/eva)