Efek Samping Langka ke Jantung, Swedia Setop Vaksin Moderna pada Dewasa Muda

Efek Samping Langka ke Jantung, Swedia Setop Vaksin Moderna pada Dewasa Muda

Rita Uli Hutapea - detikNews
Kamis, 07 Okt 2021 09:10 WIB
Phase 3 Novavax coronavirus vaccine trial vaccine volunteer Franklyn Howe is given an injection at St Georges University hospital at in London, Wednesday, Oct. 7, 2020. Novavax Inc. said Thursday Jan. 28, 2021 that its COVID-19 vaccine appears 89% effective based on early findings from a British study and that it also seems to work β€” though not as well β€” against new mutated strains of the virus circulating in that country and South Africa. (AP Photo/Alastair Grant)
ilustrasi (Foto: AP/Alastair Grant)
Jakarta -

Badan Kesehatan Publik Swedia pada hari Rabu (6/10) waktu setempat merekomendasikan penghentian sementara penggunaan vaksin COVID-19 buatan Moderna di kalangan orang dewasa muda, dengan alasan kekhawatiran akan efek samping yang jarang terjadi pada jantung.

Negara-negara tetangga Swedia, Norwegia dan Denmark juga menegaskan kembali bahwa vaksin Moderna tidak direkomendasikan untuk anak di bawah 18 tahun.

Badan kesehatan Swedia tersebut mengatakan penangguhan itu menyangkut siapa pun yang lahir setelah tahun 1991. Penghentian sementara ini akan berlaku hingga 1 Desember mendatang. Badan kesehatan Swedia itu menyatakan telah menerima bukti peningkatan risiko efek samping seperti radang otot jantung (miokarditis) dan radang perikardium (perikarditis).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Badan Kesehatan Publik telah memutuskan untuk menghentikan sementara penggunaan vaksin Spikevax Moderna, untuk semua orang yang lahir tahun 1991 dan setelahnya, untuk alasan peringatan," kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa kelompok usia itu harusnya menerima vaksin Pfizer/BioNTech.

Menurut badan tersebut, risiko tampaknya terutama terkait dengan dosis kedua vaksin Moderna dan lebih umum di kalangan pria dan anak laki-laki, dan dalam minggu-minggu setelah suntikan kedua.

ADVERTISEMENT

Gejalanya biasanya hilang dengan sendirinya, tetapi harus dievaluasi oleh dokter, tambahnya.

"Mereka yang divaksinasi baru-baru ini, dengan dosis pertama atau kedua vaksin Moderna, tidak perlu merasa khawatir karena risikonya sangat kecil, tetapi ada baiknya mengetahui gejala mana yang harus diwaspadai," kata ahli epidemiologi, Anders Tegnell dalam sebuah pernyataan.

Lihat juga Video: CEO Moderna: Kemungkinan Pandemi Berakhir Tahun 2022

[Gambas:Video 20detik]



Badan kesehatan Swedia menyatakan, sekitar 81.000 orang dalam kelompok usia tersebut telah menerima suntikan pertama di Swedia, tetapi mereka tidak akan ditawari suntikan kedua. Disebutkan bahwa "diskusi sedang berlangsung tentang solusi terbaik untuk kelompok ini."

Di Denmark, program vaksinasi untuk mereka yang berusia 12 hingga 17 tahun saat ini hanya menawarkan vaksin Comirnaty Pfizer/BioNTech, tetapi otoritas kesehatan negara itu mengatakan pada Rabu (6/10) bahwa praktik ini akan diformalkan.

Sementara Institut Kesehatan Masyarakat Norwegia (NIPH) mempertegas rekomendasinya untuk memvaksinasi anak di bawah 18 tahun hanya dengan vaksin Pfizer, tetapi menambahkan pada hari Rabu (6/10) bahwa pria di bawah 30 tahun juga harus mempertimbangkan untuk memilih vaksin Pfizer/BioNTech saat divaksinasi.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads