Kapal China Masuk Zona Ekonominya di Laut China Selatan, Malaysia Protes!

Kapal China Masuk Zona Ekonominya di Laut China Selatan, Malaysia Protes!

Rita Uli Hutapea - detikNews
Selasa, 05 Okt 2021 08:03 WIB
Chinese ship and helicopter are seen during a search and rescue exercise near Qilian Yu subgroup in the Paracel Islands, which is known in China as Xisha Islands, South China Sea, July 14, 2016. REUTERS/Stringer REUTERS ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. EDITORIAL USE ONLY. CHINA OUT. NO COMMERCIAL OR EDITORIAL SALES IN CHINA. TPX IMAGES OF THE DAY
ilustrasi Laut China Selatan (Foto: Reuters)
Jakarta -

Pemerintah Malaysia memanggil Duta Besar (Dubes) China untuk negara tersebut sebagai protes setelah kapal-kapal China memasuki zona ekonomi maritimnya di Laut China Selatan yang disengketakan.

Seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (5/10/2021), Kementerian Luar Negeri Malaysia menyatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa Dubes China Ouyang Yujing dipanggil "untuk menyampaikan posisi Malaysia dan memprotes keberadaan dan aktivitas kapal China, termasuk kapal survei, di Zona Ekonomi Eksklusif Malaysia".

Kementerian Luar Negeri Malaysia menuduh China melanggar hukum lokal dan internasional dengan kehadiran kapal-kapalnya di lepas pantai negara bagian Sabah dan Sarawak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemanggilan pada Senin (4/10) tersebut adalah kedua kalinya tahun ini Malaysia telah memanggil Dubes Beijing untuk memprotes aktivitas China terkait dengan perairan yang diperebutkan itu.

Sebelumnya pada bulan Juni lalu, Malaysia mengerahkan jet-jet tempur untuk mencegat 16 pesawat militer China yang muncul di atas Laut China Selatan, di mana Malaysia memiliki klaim teritorial yang tumpang tindih dengan Beijing.

ADVERTISEMENT

Malaysia menuduh China melanggar kedaulatannya, sementara Beijing mengatakan penerbangan itu adalah pelatihan rutin.

Hubungan Malaysia-China biasanya hangat tetapi telah terganggu oleh insiden-insiden yang meningkatkan ketegangan baru-baru ini di atas laut tersebut, yang menjadi jalur pelayaran utama dan diyakini menyimpan cadangan minyak dan gas yang kaya.

Lihat juga Video: China akan Luncurkan Pesawat Ruang Angkasa Berawak Shenzhou-13

[Gambas:Video 20detik]



"Posisi dan tindakan konsisten Malaysia didasarkan pada hukum internasional, dalam membela kedaulatan dan hak berdaulat kami di perairan kami," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Malaysia pada Senin (4/10).

China telah mengklaim hampir semua wilayah Laut China Selatan dan telah membangun banyak pos militer di pulau-pulau kecil dan atol, sehingga membuat marah negara-negara lain yang juga mengklaim perairan tersebut, termasuk Vietnam, Filipina, Brunei dan Taiwan.

Amerika Serikat juga telah mengirim kapal-kapal perang melalui perairan itu untuk menegaskan hak internasional atas kebebasan navigasi, hingga membuat marah China.

Simak juga Video: Ketakutan Nelayan di Natuna Karena Ada Coast Guard China

[Gambas:Video 20detik]



Halaman 2 dari 2
(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads