Kepolisian Ekuador telah kembali menguasai sebuah penjara setelah kerusuhan di sana menewaskan setidaknya 118 tahanan, beberapa di antaranya dipenggal. Kerusuhan itu terjadi saat geng-geng narkoba yang bersaing, terlibat bentrokan dengan bersenjatakan senjata api dan granat.
Seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (1/10/2021), sebanyak 86 narapidana lainnya terluka, enam di antaranya kritis, dalam salah satu kerusuhan penjara paling mematikan dalam sejarah Amerika Selatan.
Kerusuhan pecah pada Selasa (28/9) waktu setempat di kompleks penjara di kota pelabuhan Guayaquil, melibatkan para tahanan yang diyakini memiliki hubungan dengan geng narkoba Meksiko - terutama kartel Sinaloa dan Jalisco Generasi Baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Kamis (30/9) malam waktu setempat, komandan polisi Jenderal Tannya Varela mengatakan kepada wartawan bahwa para narapidana "tidak lagi memiliki kendali atas blok-blok sel." Disebutkan bahwa para tahanan sekarang kembali ke sel mereka dan "semuanya tenang."
Situasi berhasil pulih setelah operasi keamanan besar-besaran yang melibatkan sekitar 900 petugas dan anggota unit taktis, yang terlibat dalam apa yang dikatakan kepolisian sebagai "operasi besar" untuk mendapatkan kembali kendali penjara.
Sebelumnya pada hari Rabu (29/9) waktu setempat, setidaknya dua petugas polisi terluka ketika narapidana bersenjata menyerang polisi yang dikirim untuk merebut kembali kendali atas fasilitas tersebut.
Tentara dan tank juga ditempatkan di luar penjara, di mana ratusan anggota keluarga tahanan berkumpul untuk mendapatkan informasi mengenai para tahanan.
Simak Video: 24 Orang Tewas dalam Kerusuhan di Penjara Ekuador
"Ini hal yang sangat menyakitkan.... Mereka mengatakan orang-orang telah dipenggal kepalanya," kata Juana Pinto, yang sedang mencari berita tentang anaknya yang dibui di penjara tersebut.
Menurut situs berita lokal Primicias, kekerasan meletus ketika tahanan dari satu geng merayakan ulang tahun salah satu pemimpin mereka dan membual tentang kendali mereka atas penjara, memicu kemarahan kelompok saingan di tempat lain di fasilitas itu.
Kekerasan tersebut adalah yang terbaru dalam serangkaian bentrokan penjara berdarah yang telah merenggut nyawa lebih dari 230 narapidana di Ekuador sepanjang tahun ini. Menurut kantor kejaksaan nasional, setidaknya enam korban dipenggal dalam kerusuhan terbaru itu.
Sistem penjara Ekuador memiliki 65 fasilitas yang dirancang untuk menampung sekitar 30.000 narapidana, tetapi pada kenyataannya menampung 39.000, diawasi oleh 1.500 penjaga - kekurangan sekitar 3.000, menurut para ahli.
Korupsi merajalela sehingga para narapidana dapat memperoleh senjata dan amunisi.
Sebelumnya pada 23 Februari, kerusuhan serentak di empat penjara termasuk di kota Guayaquil menewaskan 79 narapidana, beberapa di antaranya juga dipenggal.
Pekan lalu polisi menyita dua pistol, sebuah revolver, sekitar 500 butir amunisi, sebuah granat tangan, beberapa pisau, dua batang dinamit dan bahan peledak rakitan di salah satu penjara di kota Guayaqui.