Perlengkapan militer lainnya yang dipamerkan mencakup drone WZ-7 untuk pengintaian perbatasan dan patroli maritim. Ada juga jet tempur J-16D yang diklaim memiliki kemampuan untuk melumpuhkan peralatan elektronik. Keduanya telah dioperasikan oleh Angkatan Udara China.
"Keduanya akan memainkan peran besar baik di Selat Taiwan dan Laut China Selatan," sebut pengamat militer Song Zhongping kepada AFP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pakar militer China pada Universitas Teknologi Nanyang Singapura, James Char, menyebut jet tempur J-16 D akan meningkatkan kemampuan tempur militer China, atau Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).
Jet tempur itu disebut memiliki pod di ujung sayapnya untuk mengganggu perlengkapan elektronik musuh, dan telah dibanding-bandingkan dengan pesawat tempur EA-18G Growler buatan AS.
"Ini memberikan militer China keuntungan saat perang elektronik di udara terhadap target-target yang memiliki kemampuan pertahanan udara signifikan," sebut Char.
China diketahui mengklaim seluruh wilayah perairan Laut China Selatan -- yang menjadi sengketa dengan beberapa negara lainnya -- dan menyatakan Taiwan yang memiliki pemerintahan demokratis sebagai bagian wilayahnya yang tidak bisa diganggu gugat.
Di bawah mantan Presiden Donald Trump, AS mengizinkan penjualan senjata senilai US$ 18 miliar, termasuk platform rudal canggih, ke Taiwan -- yang membuat marah China.
(nvc/ita)