Dia juga mengakui bahwa dirinya bersama dua temannya sempat mempertimbangkan untuk melemparkan telur atau pai krim ke arah Macron dalam kunjungannya.
Pada 10 Juni lalu, dalam persidangan yang digelar kilat, Tarel dijatuhi hukuman 18 tahun penjara oleh pengadilan, namun 14 bulan ditetapkan sebagai hukuman percobaan sehingga Tarel hanya akan mendekam di penjara selama empat bulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jauh sebelum itu, tepatnya tahun 2017, Macron ternyata pernah dilempar telur saat masih menjadi kandidat capres Prancis. Insiden itu terjadi saat Macron mengunjungi pameran pertanian di Paris.
Pada saat itu, seperti dilansir AFP, sebuah telur mentah yang dilemparkan seseorang dari kerumunan terlihat mengenai dan pecah di atas kepala Macron, membuat wajahnya berlumuran telur. Tidak diketahui secara jelas apakah pelaku pelemparan telur itu ditindak secara hukum.
Dalam insiden terbaru, pada Senin (27/9) waktu setempat, Macron kembali dilempar telur saat menghadiri pameran perdagangan makanan di Lyon. Video insiden itu menunjukkan momen saat Macron berjalan melewati kerumunan orang ketika tiba-tiba sebutir telur dilemparkan ke arahnya. Telur itu mengenai bahu Macron, namun tidak pecah.
Terkait insiden itu, jaksa wilayah Lyon mengumumkan bahwa pelaku pelempar telur ke Macron merupakan seorang mahasiswa berusia 19 tahun. Identitasnya tidak diungkap lebih lanjut ke publik. Jaksa Lyon hanya menegaskan bahwa mahasiswa itu langsung ditahan polisi.
Jaksa Lyon menyatakan bahwa penyelidikan tengah dilakukan terhadap insiden ini, dengan delik 'penyerangan terhadap seseorang dalam posisi otoritas publik'. Ditegaskan jaksa setempat bahwa pihaknya akan mencari tahu motif pelaku.
(nvc/ita)