Amsterdam -
Kepolisian Belanda meningkatkan pengamanan untuk Perdana Menteri (PM) Belanda, Mark Rutte. Hal ini dilakukan setelah muncul kekhawatiran bahwa sang PM menjadi target penculikan atau serangan oleh geng narkoba.
Seperti dilansir AFP, Selasa (28/9/2021), ancaman terhadap Rutte ini muncul setelah terjadi pembunuhan seorang reporter investigatif terkemuka dan seorang pengacara yang sama-sama terkait dengan persidangan tindak kriminal terorganisasi di negara tersebut.
PM Belanda berusia 54 tahun ini diketahui kerap berangkat bekerja dengan bersepeda yang hanya didampingi sedikit pengawalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan media lokal De Telegraaf dan beberapa televisi Belanda menyebut Rutte dibuntuti oleh sejumlah pengintai yang diduga berasal dari geng penyelundup narkoba bernama 'Mocro Mafia'.
Rutte menolak berkomentar saat ditanya soal laporan ini ketika dia tiba dengan berjalan kaki di gedung parlemen Belanda untuk menghadiri pembicaraan koalisi pemerintahan pada Senin (27/9) waktu setempat.
"Saya tidak berbicara apapun soal keselamatan atau keamanan," ucapnya kepada wartawan setempat.
Kantor PM Belanda, Koordinasi Nasional untuk Keamanan dan Kontraterorisme Belanda dan kantor Jaksa Nasional Belanda juga menolak berkomentar.
"Saya tidak dalam posisi untuk berkomentar. Kita tidak pernah mengomentari isu-isu terkait langkah keamanan," ucap juru bicara kantor PM Belanda kepada AFP.
Simak juga 'Belanda Hapus Aturan Jaga Jarak 1,5 Meter':
[Gambas:Video 20detik]
Rutte diketahui gemar bepergian dengan sepeda di sekitar Den Haag, bahkan pernah datang dengan sepeda saat hendak bertemu Raja Belanda dan para pemimpin asing, dengan hanya sedikit pengamanan yang mengikutinya.
Laporan surat kabar De Telegraaf menyebut ada 'sinyal bahwa dia (Rutte-red) mungkin menjadi target serangan atau penculikan'.
Disebutkan De Telegraaf dalam laporannya bahwa orang-orang 'mencurigakan' dengan keterkaitan pada Mocro Mafia terdeteksi berada di dekatnya pada waktu dan tempat yang berbeda.
Pengintai yang sama disebut terlibat dalam pembunuhan reporter kriminal Belanda, Peter de Vries, pada Juli lalu dan pembunuhan seorang pengacara untuk saksi mata dalam persidangan bos Mocro Mafia tahun 2019 lalu.
"Ini sangat mengkhawatirkan bagi dinas keamanan sehingga dia diamankan," tutur jurnalis De Telegraaf, Mick van Wely, kepada televisi Belanda, NOS.
Laporan De Telegraaf juga menyebut para personel polisi terlatih dari Dinas Keamanan Kerajaan dan Diplomatik Belanda telah ditugaskan untuk melindungi Rutte, baik sebagai 'langkah yang terlihat maupun tak terlihat'.
Otoritas Belanda sebelumnya bersumpah akan menindak tegas tindak kejahatan terorganisasi setelah pembunuhan De Vries. Jurnalis itu disebut bertindak sebagai penasihat dan orang kepercayaan Nabil B, saksi kunci dalam kasus pidana terhadap Ridouan Taghi, yang dijuluki sebagai penjahat paling dicari di Belanda dan pemimpin penting Mocro Mafia.
Geng narkoba itu bernama Mocro Mafia karena anggota-anggotanya sebagian besar berasal dari Maroko dan keturunan Antillea.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini