Seorang balita di Texas, Amerika Serikat (AS), meninggal dunia setelah tidak sengaja menembak dirinya sendiri. Insiden tragis ini terjadi setelah sang balita menemukan sebuah pistol di dalam tas ransel milik salah satu anggota keluarganya.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (25/9/2021), keterangan kepolisian setempat menyebut bocah laki-laki berusia dua tahun itu mengalami luka tembak di bagian kepala dan dilarikan ke rumah sakit setempat, namun dia dinyatakan meninggal dunia.
Para penyidik setempat meyakini bocah itu menembak dirinya sendiri secara tidak disengaja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah insiden itu terjadi, pemilik senjata api yang digunakan bocah itu melarikan diri sambil membawa pistol tersebut. Namun, si pemilik senjata api yang masih kerabat bocah itu akhirnya kembali dan ditahan polisi.
Identitasnya tidak diungkap ke publik, hanya disebutkan usianya 21 tahun. Kini si pemilik senjata itu ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini dan didakwa telah merusak barang bukti.
Insiden tragis semacam ini sudah beberapa kali terjadi di AS.
Dengan menurut organisasi advokasi pembatasan senjata, Everytown For Gun Safety, sedikitnya 765 orang tewas dan lebih dari 1.500 orang lainnya mengalami luka-luka dalam serentetan insiden 'penembakan tak disengaja' oleh anak-anak selama tahun 2015 hingga 2020.
Simak juga Video: Penembakan Brutal di Supermarket AS: 1 Orang Tewas, 12 Terluka
Sekitar 111 orang tewas dalam insiden serupa sepanjang tahun ini saja.
"Setiap tahun, ratusan anak-anak di Amerika Serikat mendapatkan akses terhadap senjata-senjata yang tidak diamankan, terisi peluru, yang disimpan di dalam lemari dan laci, dalam ransel dan tas, atau dibiarkan begitu saja di luar," sebut kelompok ini dalam situsnya.
"Dengan rutinitas yang tragis, anak-anak menemukan senjata-senjata tidak diamankan ini dan secara tidak sengaja menembak dirinya atau orang lain," imbuh pernyataan kelompok itu.
Konstitusi AS menjamin hak memiliki senjata api dan sebanyak 30 warga dewasa AS memiliki setidaknya satu senjata api. Setiap tahunnya, menurut situs yang melacak kematian akibat senjata api, Gun Violence Archive, sekitar 40.000 orang meninggal karena tindak kekerasan bersenjata di AS.