Belum Berakhir Prancis Vs Sekutu Gegara Kapal Selam Nuklir

Round-up

Belum Berakhir Prancis Vs Sekutu Gegara Kapal Selam Nuklir

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 23 Sep 2021 22:40 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron
Presiden Prancis Emmanuel Macron (Foto: AP Photo/Thibault Camus)
Jakarta -

Ketegangan Prancis dan negara sekutunya belum berakhir usai pembatalan kesepakatan pembelian kapal selam. Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison bahkan mengaku diperlakukan dingin oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Dilansir AFP, Morrison saat berbicara di Washington, Amerika Serikat pada Rabu (22/9) mengatakan dirinya telah mencoba menghubungi Macron. Namun upaya tersebut tidak berhasil, panggilan telepon belum dapat terwujud.

Morrison berjanji untuk 'bersabar' dalam memperbaiki hubungan kedua negara. Dia mengaku memahami kekecewaan pihak Macron.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi kami akan bersabar. Kami memahami kekecewaan mereka," ujar Morrison, dilansir AFP, Kamis (23/9/2021).

Kini sudah seminggu sejak Australia secara tiba-tiba membatalkan kesepakatan lama senilai US$ 66 miliar untuk membeli selusin kapal selam Prancis.

ADVERTISEMENT

Australia secara bersamaan mengumumkan rencana untuk mengakuisisi setidaknya delapan kapal bertenaga nuklir Amerika Serikat atau Inggris setelah berbulan-bulan melakukan pembicaraan rahasia. Hal ini sontak memicu kemarahan pemerintah Prancis.

Prancis sebagai pembalasan, membatalkan acara pesta untuk menandai hubungan AS-Prancis, menarik duta besarnya untuk Washington dan Canberra dan menuduh kedua negara sekutu itu melakukan pengkhianatan dan kebohongan.

Sementara Presiden AS Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron telah bergerak untuk memperbaiki masalah mereka dalam panggilan telepon 30 menit. Percakapan tersebut digambarkan Gedung Putih sebagai "bersahabat". Namun, hal yang sama tidak terjadi pada Macron dengan Morrison.


Usai percakapan via telepon dengan Biden, Macron pun berencana untuk mengembalikan duta besar Prancis ke Washington minggu depan. Namun, sejauh ini belum ada pengumuman tentang kembalinya duta besar Prancis ke Canberra.

"Australia memutuskan untuk tidak melanjutkan kontrak pertahanan yang sangat signifikan. Dan dapat dimengerti, kami tahu bahwa Prancis kecewa tentang itu," kata Morrison.

"Saya pikir masalah-masalah itu akan membutuhkan waktu lebih lama untuk diselesaikan daripada yang sedang ditangani antara Amerika Serikat dan Prancis," imbuh pemimpin Australia itu.

Biden Telepon Macron

Diketahui Macron sempat menarik duta besar Prancis dari Amerika usai pembatalan kesepakatan tersebut. Joe Biden lantas menelepon Macron untuk memperbaiki keadaan.

Usai melakukan pembicaraan Macron disebut memerintahkan duta besarnya untuk kembali ke Amerika Serikat pekan depan. Serta akan langsung kembali bekerja secara intensif.

"Macron telah memutuskan bahwa Duta Besar Prancis akan kembali ke Washington minggu depan. Dia kemudian akan memulai pekerjaan intensif dengan pejabat-pejabat senior AS," demikian pernyataan bersama Biden dan Macron.

Dalam pernyataan bersama itu disebutkan, Macron dan Biden juga berjanji untuk meluncurkan proses "konsultasi mendalam" untuk memulihkan kepercayaan dan bertemu di Eropa pada akhir Oktober.

Pertemuan ini akan berusaha "untuk mencapai pemahaman bersama dan mempertahankan momentum dalam proses ini," kata pernyataan itu.

"Kedua pemimpin sepakat bahwa situasi akan diuntungkan dari konsultasi terbuka di antara sekutu mengenai hal-hal yang menjadi kepentingan strategis bagi Prancis dan mitra Eropa kami," demikian pernyataan bersama tersebut.

Halaman 2 dari 3
(dwia/maa)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads