Insiden penembakan brutal terjadi di Rusia. Sedikitnya delapan orang tewas dan beberapa lainnya terluka dalam penembakan di kampus sebuah universitas di Perm, 700 mil timur Moskow di Rusia tengah pada Senin (20/9) siang waktu setempat.
Seperti diberitakan Independent, Senin (20/9/2021), video yang dibagikan secara online menunjukkan seorang pria bersenjata melepaskan tembakan, sebelum dia memasuki gedung nomor 8 di kampus Perm State University.
Rekaman lain menunjukkan para mahasiswa melompat dari jendela lantai pertama gedung. Puluhan orang dilaporkan membarikade diri mereka di ruang kelas, menggunakan meja dan kursi untuk memblokir pintu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tepat setelah pukul 12 siang waktu setempat, otoritas polisi mengumumkan bahwa mereka telah menangkap pria bersenjata itu dalam keadaan terluka. Dmitry Makhonin, gubernur setempat, kemudian mengatakan pelaku telah tewas.
Media lokal mengidentifikasi dia sebagai Timur Bekmansurov yang berusia 18 tahun. Dalam sebuah posting media sosial yang ditulis tepat sebelum serangan itu, Bekmansurov menjelaskan proses mendapatkan lisensi menembak dan senjata api - tampaknya berhasil melewati tes kejiwaan - dan mengatakan dia memilih universitas itu karena telah "melakukan kesalahan serius" empat tahun lalu.
Posting tersebut tampaknya menunjukkan seorang pria muda dalam kondisi mental tertekan.
"Betapa lama pun saya mengenal diri saya sendiri, saya selalu memikirkan kematian," demikian bunyi posting tersebut. "Saya tidak tahu berapa banyak yang bisa saya bunuh, tetapi saya akan melakukan segalanya untuk membawa sebanyak mungkin yang saya bisa," imbuhnya.
Simak juga 'Partai Vladimir Putin Unggul Dalam Pemilu Parlemen':
Penembakan massal adalah peristiwa yang relatif jarang terjadi di Rusia mengingat adanya kontrol senjata yang ketat. Namun, aksi penembakan ini belakangan tampaknya meningkat.
Sebelumnya pada bulan Mei tahun ini, seorang siswa di Kazan menyerang bekas sekolahnya, menewaskan sembilan orang. Serangan itu terjadi menyusul serangan besar tiga tahun sebelumnya di Kerch, Krimea yang dianeksasi, ketika Vladislav Roslyakov yang berusia 18 tahun membunuh 20 teman sekolahnya.
Itu adalah insiden penembakan paling mematikan sejak serangan teror mengerikan tahun 2004 di Beslan, yang menewaskan 333 orang, kebanyakan anak muda.