Ribuan tenaga kesehatan (nakes) di seluruh Prancis telah diskors tanpa bayaran karena tidak juga mendapatkan vaksinasi COVID-19 menjelang tenggat waktu minggu ini.
"Sekitar 3.000 penangguhan diberitahukan kemarin kepada karyawan di pusat-pusat kesehatan dan klinik yang belum divaksinasi," kata Menteri Kesehatan Olivier Veran kepada radio RTL seperti diberitakan kantor berita AFP, Kamis (16/9/2021).
Dia menambahkan bahwa puluhan orang telah menyerahkan surat pengunduran diri mereka daripada mendaftar untuk vaksinasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Veran mengatakan, dibandingkan mereka, sekitar 2,7 juta nakes secara keseluruhan telah mendapatkan vaksinasi. Ditegaskannya bahwa kesehatan yang berkelanjutan terjamin.
Sebelumnya, pada Juli lalu, Presiden Emmanuel Macron telah memberi ultimatum kepada para staf di rumah sakit, pekerja panti jompo, dan dinas pemadam kebakaran untuk mendapatkan setidaknya satu kali vaksin COVID-19 hingga 15 September, atau menghadapi penangguhan tanpa gaji.
Banyak perawat khususnya enggan untuk divaksinasi, dengan alasan masalah keamanan ataupun efikasi.
Badan kesehatan masyarakat nasional Prancis memperkirakan pekan lalu bahwa sekitar 12 persen staf rumah sakit dan sekitar enam persen dokter di tempat praktik swasta belum divaksinasi.
Secara keseluruhan, 70 persen warga Prancis telah menerima dosis kedua yang diperlukan untuk divaksinasi lengkap, yang tersedia untuk semua orang di atas usia 12 tahun -- salah satu tingkat tertinggi di dunia.
Tetapi sekitar 74 persen hanya mendapat satu dosis vaksin, menunjukkan bahwa banyak orang menahan diri untuk tidak mendapatkan vaksin meskipun ketersediaannya tersebar luas.