Menteri Luar Negeri (Menlu) Qatar mengatakan bahwa pemerintahnya telah mendesak penguasa baru Afghanistan, Taliban untuk menghormati hak-hak perempuan. Qatar juga menganggap saat ini masih terlalu dini untuk mengakui pemerintahan Taliban.
Seperti diberitakan kantor berita Reuters, Selasa (14/9/2021), Menlu Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani menyampaikan hal itu saat berbicara dalam konferensi pers bersama dengan Menlu Prancis Jean-Yves Le Drian di Doha, ibu kota Qatar. Le Drian mengatakan puluhan warga negara Prancis masih berada di Afghanistan dan Paris bekerja sama dengan Qatar untuk mengevakuasi mereka.
"Kami selalu mendesak Taliban dan pemerintah, kami tegaskan kemarin, bahwa apa yang telah diperoleh rakyat Afghanistan harus dilindungi termasuk hak-hak perempuan dan peran mereka dalam pembangunan Afghanistan," kata Sheikh Mohammed.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami memberi mereka banyak contoh negara Muslim, termasuk Qatar, negara dengan sistem Islam, di mana perempuan menikmati sepenuhnya hak-hak mereka," imbuhnya.
Selama pemerintahan 1996-2001 mereka sebelumnya, Taliban sangat membatasi hak-hak perempuan, termasuk melarang mereka dari pendidikan dan pekerjaan. Ada kekhawatiran Taliban akan melakukannya lagi setelah kembali berkuasa bulan lalu, dengan runtuhnya pemerintah Afghanistan yang didukung Barat dan penarikan pasukan asing.
Sheikh Mohammed telah bertemu dengan perdana menteri pemerintah Taliban dan para pejabat senior lainnya di Kabul, Afghanistan pada hari Minggu (12/9) waktu setempat.
Menlu Qatar itu mengatakan bahwa Taliban telah memberi tahu para pejabat Qatar bahwa mereka ingin terlibat dengan komunitas internasional dan agar kedutaan-kedutaan besar, yang ditutup setelah Taliban mengambil alih Kabul, dibuka kembali.
"Kami percaya tetap bersikeras pada masalah pengakuan saat ini tidak akan membantu siapa pun," kata Sheikh Mohammed.
"Posisi negara Qatar sebagai mediator di tempat pertama tetap tidak memihak dan kami telah mengatakan isolasi tidak akan pernah menjadi jawaban, pengakuan bukanlah prioritas tetapi keterlibatan adalah satu-satunya jalan ke depan bagi kita semua," imbuhnya.
Qatar memiliki pengaruh yang cukup besar atas Taliban dan memainkan peran penting dalam evakuasi udara yang dipimpin Amerika Serikat terhadap warganya sendiri, warga negara asing lainnya, dan warga Afghanistan yang membantu negara-negara Barat.
Ibu kota Doha menjadi tuan rumah kantor politik Taliban, yang mengawasi negosiasi Taliban dengan Amerika Serikat, yang akhirnya mengarah pada penarikan pasukan AS dari Afghanistan.