Presiden Amerika Serikat Joe Biden memberikan perintah eksklusif terkait peristiwa serangan teroris 11 September 2001 atau biasa dikenal dengan serangan 9/11. Biden meminta departemen kehakiman dan lembaga terkait membuka dokumen rahasia serangan tersebut.
Perintah Biden itu didasari karena adanya tekanan dari para keluarga korban peristiwa tersebut. Diketahui, jumlah korban tewas dari kejadian itu mencapai 3.000 orang. Serangan 9/11 itu didalangi oleh kelompok Al-Qaeda.
Dilansir dari kantor berita AFP, Sabtu (4/9/2021), para keluarga korban sudah lama memberikan argumen kalau dokumen rahasia tersebut kemungkinan berisi bukti yang terkait dengan pemerintah Arab Saudi, sekutu dekat AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keluarga korban itu menduga bahwa pemerintah Arab Saudi memiliki hubungan dengan para pembajak yang menabrakkan pesawat ke gedung World Trade Center dan Pentagon.
"Hari ini, saya menandatangani perintah eksekutif yang mengarahkan Departemen Kehakiman dan lembaga terkait lainnya untuk mengawasi peninjauan deklasifikasi dokumen yang terkait dengan investigasi Biro Investigasi Federal soal 11 September," kata Biden dalam sebuah pernyataan.
Deklasifikasi harus dilakukan "selama enam bulan ke depan."
"Kita tidak boleh melupakan rasa sakit abadi dari keluarga dan orang-orang terkasih dari 2.977 orang tak berdosa yang tewas dalam serangan teroris terburuk di Amerika dalam sejarah kita," kata Biden.
Simak selengkapnya di halaman berikut
Langkah itu dilakukan menjelang peringatan 20 tahun serangan 11 September, yang mendorong presiden saat itu George W. Bush memerintahkan invasi ke Afghanistan, di mana Taliban melindungi kepemimpinan Al-Qaeda.
Biden mengatakan "peristiwa yang dimaksud terjadi dua dekade lalu atau lebih, dan itu menyangkut momen tragis yang terus bergema dalam sejarah Amerika."
"Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa pemerintah Amerika Serikat memaksimalkan transparansi... kecuali jika alasan yang paling kuat menyatakan sebaliknya," tandasnya.
Diketahui, Biden menarik pasukan AS terakhir dari Afghanistan pada minggu ini. Penarikan pasukan itu sekaligus menyelesaikan evakuasi dramatis dari bandara Kabul usai Taliban mengalahkan pemerintah Afghanistan yang didukung AS dan kembali berkuasa.
Dorongan untuk informasi lebih lanjut didorong oleh keluarga korban serangan 9/11 yang menuntut Arab Saudi atas dugaan keterlibatan dalam serangan mengerikan itu. Keluarga-keluarga telah lama menyatakan frustrasi pada banyaknya dokumen yang terus dirahasiakan.
Komisi resmi 9/11 yang dibentuk oleh Kongres AS, mengatakan "tidak ada bukti bahwa pemerintah Saudi sebagai lembaga atau pejabat senior Saudi secara individual mendanai" Al-Qaeda.