Terenggut Nyawa Sekeluarga di Afghanistan Gegara Serangan Drone

Round-Up

Terenggut Nyawa Sekeluarga di Afghanistan Gegara Serangan Drone

Tim detikcom - detikNews
Senin, 30 Agu 2021 22:07 WIB
Afghan people are seen inside a house after U.S. drone strike in Kabul, Afghanistan, Sunday, Aug. 29, 2021. A U.S. drone strike destroyed a vehicle carrying
Sekeluarga tewas akibat serangan drone AS di Afghanistan (Foto: AP Photo/Khwaja Tawfiq Sediqi)
Kabul -

Satu keluarga di wilayah permukiman Kabul, Afghanistan, tewas akibat serangan drone atau pesawat tak berawak. Serangan drone itu dilancarkan Amerika Serikat (AS) dengan target kendaraan yang membawa 'banyak pengebom bunuh diri'.

Serangan drone itu dilancarkan AS pada Minggu (29/8) kemarin. Serangan drone dilancarkan terhadap pengebom bunuh diri dari kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) Khorasan atau ISIS-K, yang disebut akan menyerang proses evakuasi yang masih berlangsung di Bandara Kabul.

Dilansir CNN dan Associated Press, Senin (30/8/2021), sejumlah saksi mata, termasuk salah satunya kerabat korban tewas, menuturkan bahwa sembilan orang yang masih satu keluarga tewas akibat serangan drone AS tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Informasi yang didapat dari saudara laki-laki salah satu korban tewas menyebut bahwa sembilan orang yang tewas termasuk enam anak-anak, dengan yang termuda berusia 2 tahun. Saudara laki-laki korban itu mengungkapkan informasi itu kepada seorang wartawan lokal yang bekerja dengan CNN.

Dia mengidentifikasi sembilan korban tewas sebagai Zamaray (40) yang merupakan saudaranya, kemudian Naseer (30), Zameer (20), Faisal (10), Farzad (9), Armin (4), Benyamin (3), Ayat (2) dan Sumaya (2).

ADVERTISEMENT

Disebutkan saudara laki-laki korban itu bahwa mereka yang tewas hanyalah 'keluarga biasa'. "Kami bukan ISIS atau Daesh dan ini merupakan rumah keluarga -- di mana saudara saya tinggal bersama keluarga mereka," tuturnya.

Seorang pria bernama Ahad yang merupakan tetangga korban, menuturkan kepada CNN bahwa dirinya menyaksikan langsung serangan udara terjadi pukul 17.00 waktu setempat, saat dia dalam perjalanan menuju rumahnya.

Ahad mengakui dirinya mendengar suara bising roket yang diikuti suara ledakan keras dan langsung bergegas mencari tempat perlindungan, sebelum berupaya menyelamatkan para tetangganya yang menjadi korban. Dia menyebut ada dua orang lainnya yang luka-luka akibat serangan itu.

"Semua tetangga berusaha membantu dan membawa air untuk memadamkan api dan saya melihat ada sekitar 5 atau 6 orang tewas. Ayah dari keluarga itu dan seorang bocah laki-laki dan ada dua anak-anak. Mereka tewas. Mereka hancur berkeping-keping. Ada juga dua luka-luka," tutur Ahad kepada CNN.

AS akui ada korban sipil. Simak selengkapnya di halaman berikut.

Taliban Kutuk Serangan AS

Kelompok Taliban yang kini berkuasa di Afghanistan, mengutuk serangan drone yang dilancarkan Amerika Serikat (AS) di wilayah permukiman Kabul. Taliban menyebut serangan semacam itu melanggar kedaulatan Afghanistan.

Juru bicara Taliban, Bilal Kareemi, menuturkan kepada CNN bahwa 'tidak dibenarkan untuk melakukan operasi di dalam wilayah lain'. Kareemi juga menegaskan bahwa AS seharusnya memberitahu Taliban soal serangan semacam itu.

"Setiap kali AS melakukan operasi semacam itu, kami mengecam mereka," tegas Kareemi.

AS Akui Ada Korban Sipil

Seorang pejabat senior AS yang enggan disebutkan namanya menyebut bahwa drone militer AS menembakkan sebuah rudal Hellfire ke arah sebuah kendaraan yang diparkir di antara dua gedung, setelah mendeteksi sejumlah individu memasukkan muatan peledak ke dalam bagasi kendaraan itu.

Menurut pejabat senior AS itu, terdapat ledakan awal yang dipicu tembakan rudal yang kemudian diikuti oleh ledakan lebih besar yang memicu bola api raksasa, yang diyakini disebabkan oleh muatan peledak di dalam kendaraan tersebut. AS meyakini para anggota ISIS yang menjadi target, tewas dalam serangan itu.

Pejabat senior AS itu menyebut diduga ledakan kedua memicu kerusakan signifikan pada salah satu gedung di dekat kendaraan tersebut.

Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) pun kemudian mengakui ada laporan terkait korban sipil yang tewas akibat serangan drone yang dilakukan pihaknya. AS pun kini masih menaksir dampak serangan drone itu.

"Kami mengetahui ada korban sipil akibat serangan kami terhadap kendaraan di Kabul," kata Komando Pusat AS Bill Urban, seraya menambahkan bahwa Pentagon masih mengamati dampak serangan tersebut.

"Kami tahu bahwa ada ledakan berikutnya yang substansial dan kuat yang dihasilkan dari hancurnya sebuah kendaraan, yang berarti ada sejumlah besar bahan peledak di dalamnya yang mungkin menyebabkan korban tambahan," lanjutnya.

"Kami sangat sedih atas hilangnya nyawa tak berdosa," kata Urban.

Halaman 2 dari 2
(mae/maa)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads