Tinggalkan Informasi Soal Staf Afghanistan, Diplomat Inggris Picu Kemarahan

Tinggalkan Informasi Soal Staf Afghanistan, Diplomat Inggris Picu Kemarahan

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 27 Agu 2021 19:17 WIB
Taliban fighters patrol as two Traffic policemen stand, left, in Kabul, Afghanistan, Thursday, Aug. 19, 2021. The Taliban celebrated Afghanistans Independence Day on Thursday by declaring they beat the United States, but challenges to their rule ranging from running a country severely short on cash and bureaucrats to potentially facing an armed opposition began to emerge. (AP Photo/Rahmat Gul)
Ilustrasi -- Kedutaan Besar Inggris di Kabul kini dijaga oleh petempur Taliban yang mengambil alih kekuasaan di Afghanistan (dok. AP/Rahmat Gul)
Kabul -

Para politikus Inggris mengecam diplomat-diplomat Inggris karena dilaporkan meninggalkan informasi detail soal kontak para staf lokal Afghanistan saat mengevakuasi Kedutaan Besar di Kabul, yang kini dijaga oleh kelompok Taliban.

Seperti dilansir AFP, Jumat (27/8/2021), temuan itu muncul ketika otoritas Inggris mengakui upaya evakuasinya tergesa-gesa yang meninggalkan ratusan warga Afghanistan yang berisiko dan memenuhi syarat untuk direlokasi.

Laporan surat kabar The Times yang ditulis seorang koresponden veteran perang Anthony Loyd menyebut dirinya menemukan sejumlah dokumen yang tidak dihancurkan yang mengungkapkan informasi detail kontak para staf Afghanistan dan pelamar pekerjaan saat berkeliling kompleks Kedutaan Inggris yang dijaga petempur Taliban.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Disebutkan The Times bahwa pihaknya menghubungi nomor kontak yang tercantum pada dokumen itu, dan mendapati beberapa staf masih berada di Afghanistan dan berupaya melarikan diri. The Times menyerahkan nomor kontak itu kepada Kementerian Luar Negeri Inggris agar mereka bisa dievakuasi.

Menteri Luar Negeri Inggris, Ben Wallace, menuturkan kepada radio LBC bahwa dirinya mengetahui hal ini dari laporan halaman depan The Times.

ADVERTISEMENT

"Jelas itu tidak cukup baik. Saya pikir Perdana Menteri akan mengajukan beberapa pertanyaan," ucapnya.

Inggris dijadwalkan akan menyelesaikan evakuasi dalam hitungan jam. Wallace mengakui bahwa sekitar 800 - 1.100 warga Afghanistan yang memenuhi syarat untuk direlokasi, tidak bisa ikut dievakuasi.

Kepala Komisi Urusan Luar Negeri pada House of Commons Inggris, Tom Tugendhat, menyatakan bahwa komisinya akan menyelidiki laporan The Times itu. "Buktinya sudah masuk," sebutnya dalam pernyataan via Twitter.

Tugendhat menyebut bahwa dokumen-dokumen yang berserakan itu menunjukkan 'para staf Kedutaan Inggris ceroboh dengan nyawa para pegawai Afghanistan saat terburu-buru menyelamatkan nyawa mereka sendiri'.

The Times dalam laporannya menyebut bahwa para reporter mereka menyerahkan informasi detail kontak staf Afghanistan itu kepada sejumlah pejabat senior Kementerian Luar Negeri Inggris di bandara Kabul. Tiga staf Afghanistan di antaranya, yang namanya tercantum dalam dokumen yang berserakan itu, berhasil dievakuasi bersama keluarga mereka, setelah menunggu di luar bandara Kabul karena tidak bisa masuk ke dalam.

Disebutkan juga oleh The Times bahwa nasib setidaknya dua warga Afghanistan lainnya yang melamar pekerjaan sebagai penerjemah, tidak diketahui.

Dalam tanggapannya, Kementerian Luar Negeri Inggris menyatakan bahwa selama proses evakuasi dilakukan di Kedutaan Besar di Kabul, 'semua upaya dilakukan untuk menghancurkan material sensitif'.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads