Sekitar 20 warga Palestina terluka dalam bentrokan yang kembali terjadi dengan pasukan Israel di perbatasan Gaza pada Rabu (25/8) waktu setempat.
Militer Israel telah memperkuat divisi di Gaza setelah kekerasan di perbatasan Gaza pada hari Sabtu (21/8) lalu, yang menyebabkan seorang perwira Israel dalam kondisi kritis akibat luka tembak dan menewaskan seorang warga Palestina berusia 32 tahun.
Seperti diberitakan kantor berita AFP, Kamis (26/8/2021), ada indikasi bahwa Hamas, yang menguasai Jalur Gaza sejak 2007, ingin mencegah aksi protes pada hari Rabu meningkat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Personel keamanan Hamas membentuk rantai manusia yang berusaha mencegah warga Palestina mendekati pagar perbatasan. Namun, bentrokan dengan pasukan Israel meletus ketika beberapa orang menerobos penghalang, melemparkan granat dan batu ke tentara, kata seorang wartawan AFP.
Sumber medis Gaza mengatakan Israel menembakkan peluru tajam sebagai tanggapan, hingga menyebabkan korban luka-luka.
Militer Israel menulis di Twitter bahwa sekitar 1.000 "perusuh dan demonstran" muncul pada hari Rabu dan beberapa "melemparkan bahan peledak dan membakar ban."
Sementara itu, para pelayat di Gaza pada hari Rabu menghadiri pemakaman Osama Khaled Deaih, yang meninggal pada hari sebelumnya setelah ditembak oleh pasukan Israel selama aksi protes pada hari Sabtu (21/8) lalu.
Sebelumnya, militer Israel menggempur empat target Hamas dengan serangan udara Sabtu (21/8) malam, kemudian pada Senin (23/8) dan (24/8) malam, sebagai tanggapan atas peluncuran balon-balon api yang memicu beberapa kebakaran di wilayah Eskhol, selatan Israel.
Tidak ada korban yang dilaporkan dari serangan udara Israel tersebut.