Khawatir Ancaman ISIS, AS Ubah Operasi Evakuasi di Bandara Kabul

Khawatir Ancaman ISIS, AS Ubah Operasi Evakuasi di Bandara Kabul

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 23 Agu 2021 10:15 WIB
U.S. soldiers stand guard along a perimeter at the international airport in Kabul, Afghanistan, Monday, Aug. 16, 2021. On Monday, the U.S. military and officials focus was on Kabul’s airport, where thousands of Afghans trapped by the sudden Taliban takeover rushed the tarmac and clung to U.S. military planes deployed to fly out staffers of the U.S. Embassy, which shut down Sunday, and others. (AP Photo/Shekib Rahmani)
Tentara AS bertugas mengamankan proses evakuasi di bandara Kabul, Afghansitan (dok. AP/Shekib Rahmani)
Washington DC -

Potensi ancaman militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) memaksa Amerika Serikat (AS) mengubah cara mengevakuasi ribuan warganya dari Afghanistan usai Taliban berkuasa. Disebutkan bahwa peluang meningkat bagi ISIS untuk mengganggu proses evakuasi yang terus berlangsung di bandara Kabul.

Seperti dilansir Associated Press, Senin (23/8/2021), Presiden Joe Biden dalam pernyataan di Gedung Putih pada Minggu (22/8) waktu setempat mengakui kekhawatiran bahwa ISIS memberikan ancaman saat proses evakuasi ribuan warga AS dan warga Afghanistan tengah berlangsung.

Biden menekankan bahwa ISIS merupakan 'musuh bebuyutan Taliban' dan menyatakan bahwa semakin lama tentara AS berada di wilayah Afghanistan maka semakin meningkat peluang bagi ISIS untuk melancarkan serangan terhadap personel militer AS dan warga sipil yang bersalah yang berkumpul di bandara Kabul.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedutaan Besar AS di Kabul telah merilis peringatan keamanan, pada Sabtu (21/8) waktu setempat, terhadap seluruh warga AS di Afghanistan untuk menghindari bepergian ke bandara karena ada kekhawatiran soal militan ISIS. Warga diimbau tidak mendatangi bandara tanpa jika tidak mendapat instruksi dari perwakilan pemerintah AS.

Disebutkan sejumlah pejabat AS yang enggan disebut namanya bahwa sekelompok kecil warga AS dan warga sipil lainnya akan mendapat instruksi khusus soal apa yang harus dilakukan, termasuk soal pergerakan ke titik-titik transit di mana mereka akan dikumpulkan oleh militer AS terlebih dulu.

ADVERTISEMENT

Perwakilan otoritas AS menolak untuk menjelaskan lebih lanjut soal ancaman ISIS tersebut, namun menyatakan bahwa ancaman itu signifikan. Mereka menyebut belum ada serangan yang terkonfirmasi sejauh ini.

Diketahui bahwa ISIS telah sejak lama menyatakan keinginan untuk menyerang AS dan kepentingan AS di luar negeri. ISIS disebut aktif di Afghanistan selama beberapa tahun terakhir, dengan melancarkan serentetan serangan mengerikan yang kebanyakan menargetkan minoritas Syiah di negara tersebut.

Simak juga video 'Taliban dan Tentara Inggris Bersama-sama Urai Kepadatan di Bandara Kabul':

[Gambas:Video 20detik]



Kelompok militan ini telah berulang kali menjadi target serangan udara AS dalam beberapa tahun terakhir dan juga menghadapi serangan Taliban.

Para pejabat AS menyebut pecahan kelompok ISIS masih aktif di dalam wilayah Afghanistan, dan AS khawatir kelompok itu akan mengumpulkan kekuatan baru yang lebih besar saat Afghanistan berada di bawah kepemimpinan Taliban yang memicu perpecahan.

Sementara itu, meski ada peringatan keamanan dari Kedutaan AS, kerumunan orang masih berkumpul di luar bandara Kabul.

Biden menyebut sekitar 11.000 orang telah dievakuasi dari Kabul sepanjang akhir pekan. Dia menegaskan bahwa prioritas utamanya adalah membantu seluruh warga AS keluar dari Afghanistan 'secepat dan seaman mungkin.

"Kami berupaya keras dan secepat mungkin yang kami bisa untuk mengevakuasi orang-orang. Itu misi kami. Itu tujuan kami," tegasnya, sembari menyatakan dirinya mengaktifkan armada udara cadangan sipil yang diberikan maskapai komersial untuk membantu evakuasi dari negara ketiga ke AS.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads