Inggris Peringatkan Taliban Penuhi Janji-janjinya Jika Ingin Diakui Dunia

Inggris Peringatkan Taliban Penuhi Janji-janjinya Jika Ingin Diakui Dunia

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 18 Agu 2021 19:19 WIB
In front of a Taliban flag, Taliban spokesman Zabihullah Mujahid speaks at at his first news conference, in Kabul, Afghanistan, Tuesday, Aug. 17, 2021. For years, Mujahid had been a shadowy figure issuing statements on behalf of the militants. Mujahid vowed Tuesday that the Taliban would respect womens rights, forgive those who resisted them and ensure a secure Afghanistan as part of a publicity blitz aimed at convincing world powers and a fearful population that they have changed. (AP Photo/Rahmat Gul)
Ilustrasi -- Taliban saat menggelar konferensi pers di Kabul usai mengambil alih kekuasaan (dok. AP/Rahmat Gul)
London -

Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson, memperingatkan kelompok Taliban untuk menepati janji-janji yang dilontarkannya setelah kembali menguasai Afghanistan. PM Johnson menegaskan bahwa Taliban haruslah dinilai dari 'tindakannya, bukan kata-katanya'.

Seperti dilansir AFP, Rabu (18/8/2021), PM Johnson menyatakan bahwa menyusul percakapan dengan pemimpin negara-negara Barat, termasuk Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, para sekutu 'menyepakati bahwa akan menjadi kesalahan bagi negara mana pun untuk mengakui rezim baru di Kabul secara prematur atau secara bilateral'.

Penegasan ini disampaikan PM Johnson di hadapan anggota parlemen Inggris yang menggelar sidang khusus untuk membahas situasi darurat di Afghanistan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebaliknya, negara-negara yang peduli dengan masa depan Afghanistan harus mengupayakan persyaratan bersama soal perilaku rezim baru sebelum memutuskan, bersama-sama, apakah akan mengakuinya dan dengan syarat apa," ucap PM Johnson.

"Kita akan menilai rezim ini berdasarkan pilihan yang diambilnya dan berdasarkan tindakannya daripada kata-katanya, sikapnya terorisme, terhadap tindak kriminal dan narkotika, juga akses kemanusiaan dan hak perempuan untuk menerima pendidikan," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Taliban pada Selasa (17/8) waktu setempat menjanjikan rekonsiliasi, bersumpah tidak akan membalas dendam terhadap musuh-musuhnya dan berjanji akan menghormati hak-hak wanita. Janji-janji Taliban itu menuai skeptisisme karena perilaku sarat kekerasan mereka sebelum lengser pada akhir tahun 2001 silam.

Dalam pernyataannya, PM Johnson juga membela cara pemerintahannya menangani situasi krisis di Afghanistan dengan bersikeras menyatakan Inggris telah mempersiapkan semua skenario.

Simak video 'Lima Janji Manis Taliban':

[Gambas:Video 20detik]



Lebih lanjut, dia menuturkan bahwa sejauh ini Inggris telah mengevakuasi 306 warganya dan 2.502 warga Afghanistan yang ikut program permukiman kembali. sekitar 2.000 warga Afghanistan lainnya telah menyelesaikan pengajuan dan lebih banyak lagi masih diproses.

"Pejabat Inggris bekerja sepanjang waktu untuk menjaga pintu keluar tetap terbuka dalam situasi paling sulit dan secara aktif mencari mereka yang kami yakini memenuhi syarat namun belum terdaftar," sebut PM Johnson.

Inggris mengumumkan pada Selasa (17/8) malam bahwa program permukiman kembali usai Taliban berkuasa kembali, yang tadinya menawarkan 5.000 tempat, dinaikkan menjadi 20.000 tempat untuk jangka panjang.

Dalam program ini, Inggris memprioritaskan mereka yang paling berisiko seperti wanita, anak-anak dan mereka yang terpaksa kabur atau menghadapi ancaman dan persekusi dari Taliban. Program ini menawarkan kesempatan untuk tinggal di Inggris tanpa batas.

Halaman 2 dari 2
(nvc/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads