Otoritas Belanda mengakui upaya evakuasi staf diplomatik di Afghanistan gagal dilakukan karena adanya kekacauan di bandara Kabul usai Taliban berkuasa. Kekacauan itu mempersulit para staf yang akan dievakuasi untuk naik ke dalam pesawat.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (18/8/2021), Menteri Luar Negeri Belanda, Sigrid Kaag, menuturkan bahwa upaya evakuasi pada Selasa (17/8) malam waktu setempat berujung kegagalan karena kekacauan di luar bandara Kabul.
Belanda bermaksud mengevakuasi 1.000 staf lokal pada kedutaannya, para penerjemah dan keluarga mereka keluar dari Afghanistan setelah Taliban mengambil alih kekuasaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun sebuah pesawat militer yang dioperasikan Belanda dan negara-negara Eropa lainnya terpaksa meninggalkan Kabul tanpa membawa siapapun pada Selasa (17/8) malam waktu setempat.
Disebutkan bahwa para staf kedutaan yang memenuhi syarat untuk dievakuasi tidak bisa naik ke dalam pesawat karena adanya kekacauan, yang dipicu banyaknya orang berkumpul di bandara karena ingin melarikan diri dari Taliban.
"Buruk sekali. Banyak yang berada di gerbang bandara dengan keluarga mereka," tutur Kaag kepada kantor berita Belanda, ANP.
Kaag menyatakan bahwa tentara AS yang kini mengamankan bandara Kabul, tidak mengizinkan warga Afghanistan masuk gerbang meskipun mereka memiliki dokumen yang sah, dan pesawat hanya bisa parkir di bandara Kabul selama setengah jam saja.
"Saya berharap situasinya akan membaik pada Rabu (18/8) waktu setempat. Kami berupaya mengatasi situasi itu dan memastikan bisa membuat semua orang yang kami inginkan dievakuasi," tandasnya.
Simak Video: Pemandangan Bandara Kabul yang Disesaki Warga Afghanistan