Presiden Iran, Ebrahim Raisi, menyebut kekalahan Amerika Serikat (AS) di Afghanistan seharusnya bisa membuka peluang bagi terwujudnya perdamaian abadi di negara yang dilanda perang berkelanjutan itu.
"Kekalahan militer dan penarikan (pasukan) AS dari Afghanistan seharusnya menawarkan peluang untuk memulihkan kehidupan, keamanan dan perdamaian abadi di negara itu," cetus Raisi dalam pernyataan yang dirilis kantor kepresidenan Iran, seperti dilansir AFP, Selasa (17/8/2021).
Pernyataan Raisi itu dirilis setelah kelompok Taliban mengambil alih kekuasaan atas Afghanistan, namun nama Taliban atau jatuhnya Kabul tidak disebut dalam pernyataan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam percakapan dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Mohammad Java Zarif yang akan mengakhiri masa jabatannya, Raisi menyatakan Iran menginginkan hubungan baik dengan Afghanistan, yang merupakan negara tetangganya. Dia juga menyebut Iran 'memantau secara cermat evolusi peristiwa' di sana.
Iran yang berbagi perbatasan sepanjang 900 kilometer dengan Afghanistan, diketahui telah menjadi tempat tinggal bagi 3,5 juta pengungsi dari negara tersebut. Data itu didasarkan pada badan pengungsi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
Kepala urusan perbatasan pada Kementerian Dalam Negeri Iran, Hossein Ghassemi, menyatakan pada Minggu (15/8) waktu setempat bahwa upaya-upaya tengah dilakukan di tiga provinsi yang berbatasan dengan Afghanistan untuk mendirikan akomodasi sementara untuk menampung aliran pengungsi dari Afghanistan.
"Begitu kondisinya membaik, (mereka) akan dipulangkan," sebut Ghassemi kepada kantor berita IRNA.
Para pengamat menyebut Iran mengambil posisi pragmatis terhadap kebangkitan Taliban, namun banyak warga Iran memiliki kenangan menyakitkan soal kepemimpinan Taliban pada akhir tahun 1990-an silam.
Tahun 1998 lalu, petempur Taliban memasuki Konsulat Iran di kota Mazar-i-Sharif, membunuh sejumlah diplomat dan seorang jurnalis IRNA. Dalam pernyataan saat itu, Taliban menyebut para korban dibunuh oleh orang-orang yang bertindak secara independen. Namun otoritas Iran menyatakan Taliban bertanggung jawab atas kematian itu, yang memicu kemarahan publik dan nyaris berujung intervensi militer Iran ke Afghanistan.
Pada Minggu (15/8) waktu setempat, Kementerian Luar Negeri Iran mengumumkan pengurangan kehadiran diplomatik di Afghanistan, sesaat usai Taliban mencapai pinggiran Kabul.
Simak Video: Biden Ancam Hancurkan Taliban Jika Ganggu Evakuasi Warga AS