Pentagon Tegaskan Kabul Tak Hadapi Ancaman Genting dari Taliban

Pentagon Tegaskan Kabul Tak Hadapi Ancaman Genting dari Taliban

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 14 Agu 2021 11:59 WIB
Taliban fighters patrol inside the city of Ghazni, southwest of Kabul, Afghanistan, Thursday, Aug. 12, 2021. The Taliban captured the provincial capital near Kabul on Thursday, the 10th the insurgents have taken over a weeklong blitz across Afghanistan as the U.S. and NATO prepare to withdraw entirely from the country after decades of war. (AP Photo/Gulabuddin Amiri)
Petempur Taliban berpatroli di kota Ghazni yang terletak dekat Kabul (AP Photo/Gulabuddin Amiri)
Washington DC -

Di tengah kekhawatiran banyak pihak, Pentagon atau Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) menegaskan bahwa Kabul, ibu kota Afghanistan, tidak menghadapi 'ancaman segera' dari Taliban. Dinyatakan Pentagon bahwa Taliban berniat mengepung Kabul setelah berhasil merebut kota-kota penting lainnya.

"Kabul saat ini tidak berada dalam dalam situasi ancaman yang akan segera terjadi," tegas juru bicara Pentagon, John Kirby, seperti dilansir AFP, Sabtu (14/8/2021).

"Namun jelas, jika Anda melihat pada apa yang telah dilakukan Taliban, Anda bisa melihat bahwa mereka berupaya mengisolasi Kabul," cetusnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini tidak berbeda dengan cara mereka beroperasi di wilayah-wilayah lainnya, mengisolasi ibu kota provinsi dan terkadang mampu memaksakan penyerahan diri tanpa perlu banyak pertumpahan darah," terang Kirby dalam pernyataan kepada wartawan.

Pekan ini, Taliban berhasil merebut Kandahar di selatan dan Herat di barat, yang merupakan kota terbesar kedua dan ketiga di Afghanistan. Taliban terlibat pertempuran sengit dengan pasukan pemerintah Afghanistan setelah AS dan negara-negara Barat lainnya menarik pasukan militer mereka dari negara tersebut.

ADVERTISEMENT

Laporan Associated Press menyebut bahwa Taliban sejauh ini telah menguasai 12 dari total 34 ibu kota provinsi di Afghanistan dalam serangan selama sepekan terakhir. Kemajuan pesat yang didapat Taliban dalam waktu singkat ini mengejutkan banyak pihak.

Sebelumnya laporan Arab News juga menyebut Taliban menyerbu area-area penting di Provinsi Logar yang berarti kelompok ini semakin dekat dengan Kabul. Kedutaan Besar sejumlah negara Barat, termasuk AS, dan badan bantuan kemanusiaan mulai mengevakuasi para staf sipil dari Afghanistan pada Jumat (13/8) waktu setempat.

Simak video 'AS Gunakan Bandara Kabul untuk Evakuasi Pejabatnya':

[Gambas:Video 20detik]



Banyak pihak menyalahkan AS karena menarik tentaranya tanpa membuat Taliban dan pemerintah Afghanistan mencapai kesepakatan pembagian kekuasaan. Mereka khawatir Afghanistan akan kembali terpuruk dalam perang sipil begitu semua pasukan asing meninggalkan negara itu.

Namun Presiden AS, Joe Biden, tetap teguh pada keputusan mengakhiri misi militer AS di Afghanistan. Pentagon sendiri mengakui adanya kekhawatiran soal situasi terkini di wilayah Afghanistan, namun memperjelas bahwa AS meyakini militer Afghanistan yang kini bertanggung jawab sepenuhnya atas situasi di wilayahnya.

"Kami telah menekankan dengan kekhawatiran besar soal kecepatan pergerakan mereka dan kurangnya perlawanan yang mereka hadapi, dan kami telah jujur tentang itu," ucap Kirby.

"Kami ingin melihat kemauan dan kepemimpinan politik -- kepemimpinan militer -- yang diperlukan di lapangan. Apakah itu berhasil atau tidak, itu sungguh-sungguh tergantung pada warga Afghan untuk memutuskan. Tidak ada hasil yang tidak bisa dihindari," imbuhnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads