Pasukan militer China dan Rusia menggelar latihan militer gabungan skala besar di wilayah China bagian barat laut. Latihan gabungan ini akan melibatkan lebih dari 10.000 personel militer kedua negara.
Seperti dilansir Reuters dan Associated Press, Selasa (10/8/2021), latihan militer gabungan yang bernama Sibu/Cooperation-2021 ini dipandang sebagai pertanda bahwa China dan Rusia tengah memperluas kerja sama militer saat kedua negara sama-sama berselisih dengan Barat.
Kantor berita Xinhua dalam laporannya menyebut latihan militer gabungan ini dimulai sejak Senin (9/8) waktu setempat dan dipimpin oleh Li Zuocheng, anggota Komisi Militer Pusat pada Partai Komunis yang berkuasa di China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bertujuan untuk memperdalam operasi anti-terorisme gabungan antara militer China dan Rusia dan menunjukkan tekad teguh dan kuat dari kedua negara untuk bersama-sama menjaga keamanan dan stabilitas internasional dan regional," demikian seperti dilaporkan Xinhua yang mengutip pejabat China dan Rusia.
"Ini mencerminkan ketinggian baru dari kemitraan koordinasi strategis komprehensif Rusia-China untuk era baru dan kepercayaan strategis, pertukaran pragmatis, dan koordinasi antara kedua negara," imbuh laporan Xinhua tersebut.
Surat kabar Rusia, Kommersant, secara terpisah melaporkan bahwa latihan militer gabungan ini akan berlangsung hingga Jumat (13/8) mendatang.
Disebutkan juga bahwa dalam latihan gabungan ini, tentara Rusia untuk pertama kalinya akan menggunakan persenjataan China. Kedua negara diketahui telah menggelar latihan militer gabungan sejak tahun 2005.
Latihan gabungan China-Rusia ini digelar saat kelompok Taliban semakin menguasai wilayah-wilayah strategis di Afghanistan, yang situasi keamanannya memburuk sejak Amerika Serikat (AS) menarik pasukannya usai dua dekade berperang di sana. Penarikan tentara itu memicu kekhawatiran keamanan bagi Rusia.
Sementara wilayah Xinjiang diketahui berbagi perbatasan dengan Afghanistan dan China mengkhawatirkan kekerasan yang menyelimuti Afghanistan akan meluas hingga ke perbatasan jika Taliban berhasil merebut kendali usai penarikan tentara AS.