China dan Rusia Gelar Latihan Militer Gabungan Skala Besar

China dan Rusia Gelar Latihan Militer Gabungan Skala Besar

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 10 Agu 2021 16:57 WIB
In this photo taken from a footage released on Sept. 22, 2020 by Russian Defense Ministry Press Service, Paratroopers attend a military exercises at the Ashuluk military base in Southern Russia. Russian Air Defense systems successfully repelled aerial strike during joined military drills in the south of Russia. The drills, expected to be held in Black Sea and Caspian sea waters, will take place until September 26th. Belarus, Armenia, China, Pakistan and Myanmar take part in the exercises.
Ilustrasi (dok. Russian Defense Ministry Press Service via AP)
Beijing -

Pasukan militer China dan Rusia menggelar latihan militer gabungan skala besar di wilayah China bagian barat laut. Latihan gabungan ini akan melibatkan lebih dari 10.000 personel militer kedua negara.

Seperti dilansir Reuters dan Associated Press, Selasa (10/8/2021), latihan militer gabungan yang bernama Sibu/Cooperation-2021 ini dipandang sebagai pertanda bahwa China dan Rusia tengah memperluas kerja sama militer saat kedua negara sama-sama berselisih dengan Barat.

Kantor berita Xinhua dalam laporannya menyebut latihan militer gabungan ini dimulai sejak Senin (9/8) waktu setempat dan dipimpin oleh Li Zuocheng, anggota Komisi Militer Pusat pada Partai Komunis yang berkuasa di China.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bertujuan untuk memperdalam operasi anti-terorisme gabungan antara militer China dan Rusia dan menunjukkan tekad teguh dan kuat dari kedua negara untuk bersama-sama menjaga keamanan dan stabilitas internasional dan regional," demikian seperti dilaporkan Xinhua yang mengutip pejabat China dan Rusia.

"Ini mencerminkan ketinggian baru dari kemitraan koordinasi strategis komprehensif Rusia-China untuk era baru dan kepercayaan strategis, pertukaran pragmatis, dan koordinasi antara kedua negara," imbuh laporan Xinhua tersebut.

ADVERTISEMENT

Surat kabar Rusia, Kommersant, secara terpisah melaporkan bahwa latihan militer gabungan ini akan berlangsung hingga Jumat (13/8) mendatang.

Disebutkan juga bahwa dalam latihan gabungan ini, tentara Rusia untuk pertama kalinya akan menggunakan persenjataan China. Kedua negara diketahui telah menggelar latihan militer gabungan sejak tahun 2005.

Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataannya menyebut militer Rusia mengirimkan jet tempur Sukhoi Su-30SM, unit senapan bermotor dan sistem pertahanan udara dalam latihan gabungan itu. Disebutkan bahwa latihan gabungan ini fokus pada pemberantasan terorisme.

Latihan gabungan China-Rusia ini digelar saat kelompok Taliban semakin menguasai wilayah-wilayah strategis di Afghanistan, yang situasi keamanannya memburuk sejak Amerika Serikat (AS) menarik pasukannya usai dua dekade berperang di sana. Penarikan tentara itu memicu kekhawatiran keamanan bagi Rusia.

Sementara wilayah Xinjiang diketahui berbagi perbatasan dengan Afghanistan dan China mengkhawatirkan kekerasan yang menyelimuti Afghanistan akan meluas hingga ke perbatasan jika Taliban berhasil merebut kendali usai penarikan tentara AS.

Halaman 2 dari 2
(nvc/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads