Amerika Serikat (AS) menolak seruan Organisasi Kesehatan Dunia (WH0) untuk moratorium suntikan ketiga atau booster vaksin Corona dan bagi negara-negara kaya untuk fokus pada memasok negara-negara miskin.
Seperti dilansir AFP, Kamis (5/8/2021), Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus telah mendesak negara-negara dan perusahaan-perusahaan yang mengendalikan pasokan dosis untuk segera mengubah arah dan memprioritaskan mengatasi ketidakadilan drastis dalam distribusi vaksin antara negara-negara kaya dan miskin.
"Kami benar-benar merasa bahwa itu adalah pilihan yang salah dan kami dapat melakukan keduanya," kata sekretaris pers Gedung Putih, Jen Psaki kepada wartawan, seraya menambahkan bahwa AS telah menyumbang lebih banyak daripada negara lain mana pun dan meminta negara lain untuk bertindak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Juga di negara ini (kami) memiliki persediaan yang cukup untuk memastikan bahwa setiap orang Amerika memiliki akses ke vaksin," tambahnya.
"Kami akan memiliki persediaan yang cukup untuk memastikan jika FDA memutuskan bahwa booster direkomendasikan untuk sebagian populasi untuk menyediakannya juga. Kami yakin kami dapat melakukan keduanya dan kami tidak perlu membuat pilihan itu."
WHO selama berbulan-bulan telah membunyikan alarm atas ketidakseimbangan mencolok dan tumbuh dalam ketersediaan vaksin terhadap penyakit yang telah menewaskan 4,2 juta orang di seluruh dunia.
Menurut hitungan AFP, sekitar 4,3 miliar dosis vaksin COVID-19 telah diberikan secara global. WHO ingin setiap negara telah memvaksinasi setidaknya 10 persen dari populasinya pada akhir September, setidaknya 40 persen pada akhir tahun, dan 70 persen pada pertengahan 2022.
Di negara-negara yang dikategorikan berpenghasilan tinggi oleh Bank Dunia, 101 dosis per 100 orang telah disuntikkan. Angka itu turun menjadi 1,7 dosis per 100 orang di 29 negara berpenghasilan terendah.
Simak video 'Alasan WHO Minta Penyuntikan Vaksin Booster Covid-19 Ditunda Dulu':