Jepang melaporkan lonjakan tajam kasus Corona beberapa waktu terakhir. Ibu kota Tokyo mencatat 3.709 kasus baru dalam 24 jam terakhir. Tokyo diketahui baru mencatat rekor tambahan kasus harian tertinggi pada Sabtu (31/7) lalu ketika 3.058 kasus tercatat dalam sehari.
Kepada Reuters, Direktur Rumah Sakit Universitas Showa, Hironori Sagara, mengungkapkan bahwa rumah-rumah sakit di Tokyo mulai mengalami krisis. Data di Tokyo menunjukkan bahwa nyaris 70 persen tempt tidur rumah sakit untuk pasien Corona parah telah terisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada yang ditolak berulang kali untuk dirawat," tuturnya. "Di tengah kegembiraan Olimpiade, situasi untuk para personel medis sangat parah," ungkap Sagara kepada Reuters.
Kepala Sekretaris Kabinet, Katsunobu Kato, menuturkan kepada wartawan bahwa ada lebih sedikit warga lanjut usia (lansia), yang sebagian besar telah divaksinasi, yang terinfeksi Corona.
"Di sisi lain, penularan pada orang-orang lebih muda meningkat dan orang-orang berusia 40-an dan 50-an taun dengan gejala parah juga meningkat," sebutnya.
Suga dan penyelenggara Olimpiade menyatakan tidak ada kaitan antara Olimpiade pada 23 Juli hingga 8 Agustus nanti dengan lonjakan tajam kasus Corona. Para pakar medis menyebut penyelenggaraan Olimpiade mengirimkan pesan membingungkan soal perlunya tetap di rumah, berkontribusi pada kenaikan kasus.
Awal pekan ini, otoritas Jepang memperpanjang penetapan masa darurat dengan menyertakan tiga prefektur di dekat Tokyo dan Osaka. Sementara masa darurat di Tokyo dan Okinawa masih akan berlanjut hingga 31 Agustus mendatang.
Sejauh ini, Jepang berhasil menghindari wabah yang menghancurkan di wilayahnya dengan mencatat total 941.000 kasus dan lebih dari 15.000 kematian. Negara ini tengah berjuang mengatasi penyebaran varian Delta yang sangat mudah menular.
(nvc/ita)