Corona Melonjak, Pemerintah Jepang Didesak Tetapkan Darurat Nasional

Corona Melonjak, Pemerintah Jepang Didesak Tetapkan Darurat Nasional

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 03 Agu 2021 18:02 WIB
Gelaran Olimpiade Tokyo 2020 terus bergulir meski berada di tengah pandemi, penasaran dengan aturan pencegahan COVID yang dilakukan Jepang? Begini gambarannya.
Ilustrasi (dok. AP Photo)
Tokyo -

Asosiasi Medis Jepang (JMA) mendesak pemerintah untuk menetapkan keadaan darurat nasional demi mengatasi lonjakan kasus virus Corona (COVID-19) di ibu kota Tokyo yang tengah menjadi tuan rumah Olimpiade 2021 dan sejumlah wilayah lainnya.

Desakan ini disampaikan saat kekhawatiran berkembang soal sistem layanan kesehatan yang genting di tengah Corona.

Seperti dilansir Reuters, Selasa (3/8/2021), desakan itu disampaikan oleh Presiden JMA Toshio Nakagawa setelah Perdana Menteri (PM) Yoshihide Suga mengumumkan bahwa hanya pasien Corona yang sakit parah dan berisiko yang dirawat inap di rumah sakit, sedangkan yang lain diisolasi di rumah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengumuman itu menunjukkan pergeseran kebijakan yang dikhawatirkan sejumlah pihak bisa menaikkan angka kematian akibat Corona.

Dalam pengumumannya, PM Suga menyatakan bahwa pemerintah memastikan orang-orang yang menjalani isolasi mandiri di rumah bisa dirawat di rumah sakit jika diperlukan. Kebijakan sebelumnya fokus dalam merawat inap kelompok pasien dengan kategori lebih luas.

ADVERTISEMENT

Saat bertemu kepala kelompok medis nasional pada Selasa (3/8) ini, PM Suga berjanji untuk 'melindungi nyawa rakyat'.

"Penyebaran infeksi dalam skala nasional mendekati krisis terbesar kami sejak gelombang pertama tahun lalu," sebut Nakagawa.

Jepang melaporkan lonjakan tajam kasus Corona beberapa waktu terakhir. Ibu kota Tokyo mencatat 3.709 kasus baru dalam 24 jam terakhir. Tokyo diketahui baru mencatat rekor tambahan kasus harian tertinggi pada Sabtu (31/7) lalu ketika 3.058 kasus tercatat dalam sehari.

Kepada Reuters, Direktur Rumah Sakit Universitas Showa, Hironori Sagara, mengungkapkan bahwa rumah-rumah sakit di Tokyo mulai mengalami krisis. Data di Tokyo menunjukkan bahwa nyaris 70 persen tempt tidur rumah sakit untuk pasien Corona parah telah terisi.

"Ada yang ditolak berulang kali untuk dirawat," tuturnya. "Di tengah kegembiraan Olimpiade, situasi untuk para personel medis sangat parah," ungkap Sagara kepada Reuters.

Kepala Sekretaris Kabinet, Katsunobu Kato, menuturkan kepada wartawan bahwa ada lebih sedikit warga lanjut usia (lansia), yang sebagian besar telah divaksinasi, yang terinfeksi Corona.

"Di sisi lain, penularan pada orang-orang lebih muda meningkat dan orang-orang berusia 40-an dan 50-an taun dengan gejala parah juga meningkat," sebutnya.

Suga dan penyelenggara Olimpiade menyatakan tidak ada kaitan antara Olimpiade pada 23 Juli hingga 8 Agustus nanti dengan lonjakan tajam kasus Corona. Para pakar medis menyebut penyelenggaraan Olimpiade mengirimkan pesan membingungkan soal perlunya tetap di rumah, berkontribusi pada kenaikan kasus.

Awal pekan ini, otoritas Jepang memperpanjang penetapan masa darurat dengan menyertakan tiga prefektur di dekat Tokyo dan Osaka. Sementara masa darurat di Tokyo dan Okinawa masih akan berlanjut hingga 31 Agustus mendatang.

Sejauh ini, Jepang berhasil menghindari wabah yang menghancurkan di wilayahnya dengan mencatat total 941.000 kasus dan lebih dari 15.000 kematian. Negara ini tengah berjuang mengatasi penyebaran varian Delta yang sangat mudah menular.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads