Sedikitnya lima orang tewas dalam baku tembak yang pecah saat prosesi pemakaman seorang anggota Hizbullah digelar di Beirut, Lebanon. Tiga korban tewas di antaranya merupakan anggota Hizbullah.
Seperti dilansir AFP, Senin (2/8/2021), seorang sumber keamanan Lebanon menyebut proses pemakaman anggota Hizbullah yang digelar di area Khalde pada Minggu (1/8) waktu setempat itu diwarnai penyergapan oleh sekelompok pria bersenjata.
Menurut sumber itu, baku tembak terjadi antara anggota Hizbullah yang beraliran Syiah dengan warga setempat yang beraliran Sunni. Sejumlah orang mengalami luka-luka akibat baku tembak itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prosesi pemakaman itu digelar untuk seorang anggota Hizbullah bernama Ali Shebli yang tewas usai ditembak dari jarak dekat dalam sebuah pernikahan di Khalde pada Sabtu (31/7) malam waktu setempat. Laporan media National News Agency menyebut pembunuhan Shebli merupakan balasan atas kematian dua orang di area yang sama setahun lalu.
Dalam pernyataannya, Hizbullah menyerukan kepada militer dan pasukan keamanan Lebanon untuk menangkap orang-orang yang mendalami penyergapan saat pemakaman itu.
Sumber militer setempat menuturkan kepada AFP bahwa pihak militer Lebanon telah mengerahkan personelnya ke area tersebut dan mengirimkan pasukan tambahan.
Ditegaskan militer Lebanon dalam pernyataannya bahwa tentara akan 'melepas tembakan ke semua pria bersenjata di jalanan Khalde' dan untuk merespons setiap aksi penembakan lainnya.
Meskipun ada peringatan semacam itu, laporan fotografer AFP menyebut aksi penembakan sporadis berlangsung selama tiga jam setelah kekerasan terjadi di kawasan Khalde. Situasi tenang baru terjadi pada malam harinya.
Secara terpisah, Palang Merah Lebanon menuturkan kepada AFP bahwa pihaknya mengevakuasi empat korban luka ke rumah sakit dalam baku tembak di Khalde, dengan salah satunya dalam kondisi serius.
"Namun jumlah korban luka lebih banyak, karena banyak yang dievakuasi dengan mobil-mobil pribadi saat Palang Merah tidak bisa mengakses lokasi bentrokan," sebut seorang juru bicara Palang Merah Lebanon.
Perdana Menteri (PM) Najib Mikati menyerukan semua pihak untuk 'menahan diri'. Diketahui bahwa ketegangan antara warga Syiah dan Sunni seringkali memuncak di Lebanon.