Presiden Guatemala Alejandro Giammattei mengumumkan bahwa negaranya telah membatalkan pemesanan batch kedua sebanyak delapan juta dosis vaksin COVID-19 buatan Rusia. Pembatalan ini dilakukan karena keterlambatan pengiriman pesanan sebelumnya.
Seperti diberitakan kantor berita AFP, Rabu (28/7/2021), Giammattei mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintahannya telah merundingkan ulang kontraknya dengan Moskow dan tidak akan lagi membeli tambahan delapan juta dosis vaksin Sputnik V, sebagaimana tercantum dalam perjanjian awal. Selanjutnya, Guatemala akan bernegosiasi dengan perusahaan farmasi lain.
Giammattei mengatakan bahwa pembelian yang dibatalkan tersebut sesuai dengan "50 persen yang rencananya akan dihabiskan untuk vaksin Sputnik."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan komitmen itu (dengan Rusia) yang telah dirilis tahun ini, kami akan menginvestasikan jumlah dalam negosiasi yang sudah diadakan tersebut dengan perusahaan lain," imbuhnya.
Guatemala membayar senilai US$ 79,6 juta kepada Dana Investasi Langsung Rusia untuk delapan juta dosis Sputnik V. Namun, sejauh ini baru menerima 550.000 vaksin.
Penundaan itu memicu kritik terhadap pemerintah dan seruan untuk penyelidikan, sementara ombudsman Jordan Rodas dan puluhan organisasi sosial, pendidikan dan kemanusiaan menuntut Giammattei mengundurkan diri.
Akibatnya, Guatemala menegosiasikan kembali kontrak. Giammattei mengatakan bahwa menurut kontrak baru, delapan juta dosis yang telah dibayarkan akan tiba pada akhir tahun.
Ditambahkannya, pemerintahannya saat ini sedang bernegosiasi dengan Johnson & Johnson, Moderna dan Pfizer untuk pengadaan vaksin.
Terlepas dari penundaan vaksin Rusia, Guatemala telah menerima lebih dari tiga juta dosis, termasuk sumbangan dari Amerika Serikat, India, Israel dan Meksiko, serta pembelian dari program PBB, Covax.
Tetapi kampanye vaksinasi negara Amerika Latin itu terhenti, dengan kurang dari satu juta orang saja yang baru menerima dua dosis vaksin.
Dengan populasi 17 juta, Guatemala sejauh ini telah mencatat 355.223 kasus COVID-19 dan 10.174 kematian sejak awal pandemi.