Seruan China ke AS: Berhenti Menjelekkan Kami, Ubah Pola Pikir yang Sesat!

Seruan China ke AS: Berhenti Menjelekkan Kami, Ubah Pola Pikir yang Sesat!

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 26 Jul 2021 12:21 WIB
FILE - In this Sept. 25, 2015, file photo, a military honor guard await the arrival of Chinese President Xi Jinping for a state arrival ceremony at the White House in Washington. China on Tuesday, Dec. 8, 2020, lashed out at the U.S. over new sanctions against Chinese officials and the sale of more military equipment to Taiwan. (AP Photo/Andrew Harnik, File)
Bendera AS dan China dikibarkan saat Presiden Xi Jinping berkunjung ke Gedung Putih tahun 2015 lalu (AP Photo/Andrew Harnik, File)
Beijing -

Pemerintah China menyerukan Amerika Serikat (AS) untuk berhenti 'menjelek-jelekkan' China saat Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) AS, Wendy Sherman, berkunjung ke negara itu. Kunjungan ini menjadi kunjungan pejabat AS dengan level tertinggi di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden.

Seperti dilansir AFP, Senin (26/7/2021), Sherman tiba di kota Tianjin pada Minggu (25/7) waktu setempat, dalam kunjungan yang bertujuan untuk mencari 'pedoman pembatas' saat hubungan antara kedua negara semakin memburuk dalam berbagai isu, mulai dari keamanan siber hingga hak asasi manusia (HAM).

"Harapannya mungkin dengan menjelek-jelekkan China, AS entah bagaimana bisa ... menyalahkan China untuk persoalan strukturalnya sendiri," kata Wamenlu China, Xie Feng, kepada Sherman dalam pertemuan keduanya seperti disampaikan dalam keterangan pers yang dirilis Kementerian Luar Negeri China.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami mendesak Amerika Serikat untuk mengubah pola pikir yang sangat sesat dan kebijakan berbahaya," imbuh Xie.

Dia menambahkan bahwa AS memandang China sebagai 'musuh yang dibayangkan'. Xie juga menggambarkan hubungan kedua negara sebagai 'jalan buntu' dan menghadapi 'kesulitan serius'.

ADVERTISEMENT

Dia mengklaim bahwa rakyat China memandang 'retorika permusuhan AS sebagai upaya terselubung untuk menahan dan menekan China', dalam komentar yang mengingatkan adu argumen antara Menlu AS Antony Blinken dan diplomat top China Yang Jiechi di Alaska pada Maret lalu.

Selama kunjungannya, Sherman juga bertemu dengan Menlu China, Wang Yi. Pada Minggu (25/7) waktu setempat, Sherman menuturkan via Twitter bahwa dirinya sudah berbicara dengan para pebisnis AS soal 'tantangan yang mereka hadapi di China', dan dia juga mengucapkan belasungkawa untuk korban banjir di Provinsi Henan.

Pekan lalu, AS melontarkan harapan untuk memanfaatkan pembicaraan 'jujur' sebagai kesempatan untuk menunjukkan kepada China 'seperti apa persaingan yang bertanggung jawab dan sehat itu', namun juga ingin menghindari hubungan yang mengarah ke 'konflik'.

Kunjungan pada 25-26 Juli tidak lagi menjadi kunjungan resmi secara penuh. Sherman tidak mengunjungi Beijing, namun menghabiskan dua hari mulai Minggu (25/7) waktu setempat di Tianjin, sebuah kota pelabuhan di timur laut China. Kunjungan ini secara luas dipandang sebagai langkah persiapan bagi pertemuan resmi antara Biden dan Presiden China, Xi Jinping.

Sehari sebelum Sherman mendarat di China, Menlu Wang bersumpah akan 'memberi pelajaran kepada AS' soal cara memperlakukan negara lain secara setara, yang menandakan awal sulit untuk pembicaraan kedua negara.

Sebelum Sherman, mantan Menlu AS John Kerry yang kini menjadi Utusan Iklim AS menjadi satu-satunya pejabat senior dari pemerintahan Biden yang berkunjung ke China pada April lalu.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads