Data Survei Tunjukkan Dua Pertiga Populasi India Punya Antibodi Corona

Data Survei Tunjukkan Dua Pertiga Populasi India Punya Antibodi Corona

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 21 Jul 2021 11:54 WIB
Jumlah kasus COVID-19 di India terus meroket hingga tembus angka 24 juta. Informasi yang salah mengenai virus Corona pun melonjak seiring dengan meningkatnya jumlah kematian akibat COVID-19
Ilustrasi -- Situasi pandemi Corona di India (dok. AP Photo/Mahesh Kumar A)
New Delhi -

Data survei terbaru menunjukkan bahwa dua pertiga populasi India telah memiliki antibodi terhadap virus Corona (COVID-19).

Seperti dilansir Reuters, Rabu (21/7/2021), data yang dirilis Selasa (20/7) waktu setempat itu didasarkan pada survei terhadap 29.000 orang di berbagai wilayah India pada Juni dan Juli. Survei serum darah nasional yang keempat ini memeriksa antibodi dan dikenal sebagai 'sero survey'.

Untuk kali ini, survei juga dilakukan pertama kalinya terhadap 8.691 anak-anak yang berusia antara 6 tahun hingga 17 tahun. Separuh dari jumlah tersebut dinyatakan seropositif -- pernah terinfeksi atau memiliki antibodi protektif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Survei ini menunjukkan 67,6 persen warga dewasa di India seropositif atau memiliki antibodi Corona, padahal lebih dari 62 persen warga dewasa di negara itu belum divaksin Corona. Hingga Juli ini, baru sekitar 8 persen warga India yang telah menerima dua dosis vaksin Corona.

Menurut survei tersebut, sekitar 400 juta orang dari total 1,4 miliar jiwa populasi India tidak memiliki antibodi Corona.

ADVERTISEMENT

Antibodi merupakan protein yang dibentuk oleh sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi dan bisa membantu mencegah terjadinya infeksi yang sama di masa depan. Menurut Badan Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat (AS) atau FDA, seseorang yang dinyatakan positif antibodi Corona berarti ada kemungkinan pernah terinfeksi sebelumnya.

Jumlah kasus harian Corona di India turun hingga ke level terendah dalam empat bulan terakhir setelah gelombang kedua memicu lonjakan tajam dan melumpuhkan sistem layanan kesehatan di negara tersebut.

Simak Video: Deretan Negara Tawarkan Jalur Vaksin COVID Berbayar

[Gambas:Video 20detik]



Namun para pakar memperingatkan otoritas India untuk tidak terburu-buru membuka kembali kota-kota dan menyuarakan kekhawatiran soal kerumunan orang yang terpantau di situs-situs wisata setempat.

"Gelombang kedua masih berlangsung. Bahaya wabah-wabah baru masih sangat besar di sana," ucap penasihat top pemerintah India, Vinod Kumar Paul, dalam konferensi pers.

"Satu dari tiga orang, di manapun Anda berada ... masih rentan dan oleh karena itu, pandemi belum berakhir," imbuhnya mengingatkan.

Survei ini juga dilakukan terhadap 7.252 tenaga kesehatan dan mendapati 85 persen di antaranya memiliki antibodi, dengan satu dari 10 orang belum divaksin.

Bulan lalu, data menunjukkan sedikitnya separuh dari warga di bawah usia 18 tahun di Mumbai terpapar Corona dan telah memiliki antibodi. Sejumlah pakar menyebut gelombang ketiga Corona nantinya bisa mengenai anak-anak. Mumbai bergabung dengan kota-kota lainnya membangun bangsal besar untuk anak-anak sebagai persiapan.

Sebelumnya, hasil studi terbaru memperkirakan angka kematian Corona di India sebenarnya mencapai 10 kali lipat lebih tinggi dibandingkan data resmi pemerintah, yang nyaris mencapai 415.000 kematian.

Studi itu menyebutkan bahwa penghitungan pemerintah India bisa saja melewatkan kematian yang terjadi di rumah-rumah sakit yang kewalahan atau saat layanan kesehatan tertunda atau terganggu, khususnya saat lonjakan kasus memuncak pada awal tahun ini.

(nvc/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads