Di tengah menyebarnya varian Delta dari COVID-19, kasus infeksi dan jumlah kematian di Amerika Serikat mengalami lonjakan belakangan ini. Hampir seluruhnya adalah orang-orang yang tidak divaksinasi.
Melihat kondisi tersebut, warga AS yang belum divaksinasi terdorong untuk melakukan vaksinasi.
Seperti diberitakan Reuters dan Channel News Asia, Sabtu (17/7/2021), koordinator respons COVID-19 Gedung Putih, Jeff Zients mengatakan sekitar 5 juta orang telah divaksinasi di Amerika Serikat dalam waktu 10 hari terakhir, termasuk banyak orang di negara-negara bagian yang sejauh ini memiliki tingkat vaksinasi yang lebih rendah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam seminggu terakhir, lima negara bagian dengan tingkat kasus tertinggi - Arkansas, Florida, Louisiana, Missouri dan Nevada - memiliki tingkat orang yang baru divaksinasi lebih tinggi," kata Zients.
Sebelumnya, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, CDC, Rochelle Walensky mengatakan bahwa kasus COVID-19 di AS naik 70 persen dari minggu sebelumnya dan kematian naik 26 persen, dengan wabah terjadi di beberapa bagian negara dengan tingkat vaksinasi yang rendah.
Peningkatan paling mencolok dalam kasus terjadi di Arkansas, Florida, Louisiana, Missouri, dan Nevada. Semua negara bagian tersebut memiliki tingkat vaksinasi di bawah rata-rata.
"Ini menjadi pandemi bagi mereka yang tidak divaksinasi," kata Walensky, seraya menambahkan bahwa 97 persen orang yang dibawa ke rumah sakit dengan COVID-19 diketahui tidak divaksinasi.
Lihat juga Video: Biden Bicara Disinformasi Covid-19 di Medsos: Mereka Membunuh Orang!
Walensky pun mendesak warga Amerika yang belum divaksinasi untuk mendapatkan suntikan COVID-19. Dia mengatakan vaksin Pfizer dan Moderna telah terbukti sangat efektif melawan varian Delta.
Pakar penyakit menular AS Anthony Fauci mengatakan, varian Delta, yang secara signifikan lebih menular daripada varian asli COVID-19, telah terdeteksi di sekitar 100 negara secara global dan sekarang menjadi varian dominan di seluruh dunia.
"Kita sedang berhadapan dengan varian yang tangguh dari COVID-19," tandas Fauci.