Jutaan warga China terancam dilarang mendatangi tempat-tempat umum, termasuk sekolah, pusat perbelanjaan atau mal dan rumah sakit setempat, kecuali mereka sudah divaksin virus Corona (COVID-19).
Seperti dilansir AFP, Kamis (15/7/2021), aturan terbaru yang lebih keras dan mengikuti kemunculan virus Corona varian Delta yang sangat menular di kawasan Asia ini, akan diberlakukan di belasan kota dan distrik di wilayah China. Aturan ini menggambarkan apa yang akan terjadi bagi keseluruhan negara jika situasi tidak membaik.
China memiliki target nasional memvaksinasi 64 persen dari total 1,4 miliar populasinya pada akhir tahun ini. Langkah-langkah terbaru yang diambil pemerintah China menunjukkan tingkat pemaksaan yang tergolong tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di kota Chuxiong, Provinsi Yunnan -- yang ditinggali 510.000 orang, seluruh penduduk berusia 18 tahun ke atas perlu mendapatkan setidaknya satu dosis vaksin Corona pada 23 Juli mendatang. Aturan ini diumumkan pemerintah lokal melalui pemberitahuan yang dirilis Rabu (14/7) tengah malam waktu setempat.
Ada sanksi bagi mereka yang gagal memenuhi batas waktu tersebut. "Tidak akan diizinkan memasuki fasilitas-fasilitas umum termasuk rumah sakit, taman kanak-kanak dan sekolah, perpustakaan, museum, dan penjara, atau menaiki transportasi umum," demikian bunyi pemberitahuan tersebut.
Sebulan kemudian, dua dosis suntikan vaksin Corona diperlukan untuk mereka yang ingin memasuki gedung-gedung publik.
Pemberitahuan serupa dirilis pemerintah di setidaknya belasan kota dan distrik di berbagai wilayah China, termasuk enam kota di Provinsi Jiangxi, satu di Sichuan, satu di Gaungxi dan tiga di Provinsi Fujian. Kebanyakan otoritas setempat menyatakan ingin memvaksinasi 70-80 persen populasinya pada September -- melampaui target nasional.
Lihat juga video 'China Buat 71 Vaksin COVID-19':
Sementara itu, distrik Tianhe di Provinsi Henan dalam pemberitahuannya bahkan mengancam akan berhenti membayarkan gaji dan memecat setiap pegawai negeri yang tidak divaksin Corona hingga 20 Juli.
Setidaknya belasan tempat telah menugaskan para relawan di gedung-gedung pemerintahan, stasiun kereta dan tempat-tempat umum yang ramai lainnya untuk mencatat nama dan informasi kontak dari orang-orang yang tidak divaksin Corona.
Tidak diketahui secara jelas apakah informasi ini kemudian dibagikan dengan gugus tugas pencegahan pandemi lokal.
Langkah terbaru yang diambil sejumlah pemerintah daerah ini menuai kecaman publik via online.
"Awalnya Anda (pemerintah-red) mengatakan vaksinasi bersifat sukarela, sekarang Anda memaksa kami!" tulis salah satu pengguna Weibo dengan nada marah.
"Saya baru saja mendapatkan dosis kedua saya, tapi kebijakan baru ini terdengar seperti dekrit kerajaan: mengecewakan dan menjijikkan!" timpal netizen lainnya.
Keberhasilan China dalam menekan wabah Corona -- juga masalah keamanan vaksin -- memicu tingkat partisipasi rendah saat negara ini memulai program vaksinasi tahun lalu. Otoritas setempat mengerahkan serangkaian insentif untuk meningkatkan angka vaksinasi.
Hingga Selasa (13/7) waktu setempat, menurut Komisi Kesehatan Nasional (NHC), otoritas China telah menyuntikkan lebih dari 1,4 miliar dosis vaksin Corona. NHC tidak menyebut secara spesifik jumlah orang yang sudah divaksin Corona sejauh ini.