Demo Langka Pecah di Kuba, Rusia Peringatkan Campur Tangan Asing

Demo Langka Pecah di Kuba, Rusia Peringatkan Campur Tangan Asing

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 12 Jul 2021 19:32 WIB
People protest in front of the Capitol in Havana, Cuba, Sunday, July 11, 2021. Hundreds of demonstrators went out to the streets in several cities in Cuba to protest against ongoing food shortages and high prices of foodstuffs, amid the new coronavirus crisis. (AP Photo/Ramon Espinosa)
Unjuk rasa antipemerintah yang tergolong langkah digelar di Kuba (AP Photo/Ramon Espinosa)
Havana -

Ribuan orang di Kuba ikut dalam aksi demo langka menentang pemerintah komunis yang menguasai negara itu. Otoritas Rusia pun memperingatkan adanya 'campur tangan pihak luar' dalam unjuk rasa itu.

Seperti dilansir AFP, Senin (12/7/2021), ribuan warga Kuba ikut dalam unjuk rasa yang tergolong langka dalam menentang pemerintah pada Minggu (11/7) waktu setempat. Para demonstran meneriakkan 'Turunkan kediktatoran' saat Presiden Miguel Diaz-Canel menyerukan pendukungnya untuk menghadapi mereka.

Aksi protes menentang pemerintah ini berawal secara spontan di beberapa kota setempat saat Kuba mengalami krisis ekonomi terburuk dalam 30 tahun terakhir, dengan kekurangan pasokan listrik dan pangan yang kronis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di ibu kota Havana, ratusan demonstran turun ke jalanan sambil berteriak 'Kami ingin kebebasan' dengan personel militer dan kepolisian dikerahkan untuk mengawal jalannya unjuk rasa. Polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan demonstran.

Sedikitnya 10 orang ditangkap dalam unjuk rasa itu. Sejumlah jurnalis AFP menyaksikan beberapa polisi menggunakan pipa plastik untuk memukuli demonstran.

ADVERTISEMENT

"Kami menganggapnya tidak bisa diterima adanya campur tangan pihak luar dalam urusan dalam negeri sebuah negara berdaulat atau setiap tindakan destruktif yang akan mendorong destabilisasi situasi di pulau tersebut," ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, dalam pernyataannya.

Zakharova tidak menjelaskan lebih lanjut soal siapa yang diduga berupaya mencampuri urusan dalam negeri Kuba. Namun, tampaknya peringatan Rusia itu ditujukan untuk Amerika Serikat (AS), yang telah mendesak Kuba untuk tidak menargetkan para demonstran.

Ribuan warga Amerika keturunan Kuba juga turun ke jalanan untuk mendukung unjuk rasa anti-pemerintah itu.

"Kami secara saksama mengikuti perkembangan situasi di dalam dan sekitar Kuba," ujar Zakharova.

"Kami yakin bahwa otoritas Kuba mengambil semua langkah yang diperlukan untuk memulihkan ketertiban umum demi kepentingan warga negara itu dan dalam kerangka Konstitusi," imbuhnya.

Kuba diketahui menjadi sekutu penting bagi Uni Soviet semasa Perang Dingin. Moskow terus menjalin hubungan diplomatik yang baik dengan Havana sejak tahun 1991 saat runtuhnya Soviet.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads