Studi Terbaru di Chile Nyatakan Vaksin Sinovac Sangat Efektif

Studi Terbaru di Chile Nyatakan Vaksin Sinovac Sangat Efektif

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 09 Jul 2021 16:17 WIB
Vaksin virus Corona dari Sinovac dikabarkan siap edar ke seluruh dunia awal 2021. Seperti apa proses pembuatan vaksin yang kini sedang jalani uji klinis itu?
Ilustrasi (dok. Getty Images/Kevin Frayer)
Beijing -

Studi efektivitas vaksin virus Corona (COVID-19) buatan Sinovac Biotech secara real-world yang dilakukan di Chile menunjukkan level perlindungan lebih tinggi.

Seperti dilansir Global Times, Jumat (9/7/2021), laporan akademik terbaru yang dirilis Rabu (7/7) waktu setempat mengungkapkan bahwa data real-world skala besar membuktikan vaksin Sinovac, atau Coronavac, efektif 69,5 persen dalam mencegah kasus Corona bergejala.

Studi efektivitas di Chile juga menunjukkan Coronavac efektif 87,5 persen dalam mencegah rawat inap dan efektif 90,3 persen dalam mencegah perawatan di Unit Perawatan Intensif (ICU), serta efektif 86,3 persen mencegah kematian akibat Corona.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para pakar menilai hasil studi keseluruhan menunjukkan bahwa Coronavac memiliki efektivitas tinggi melawan penyakit parah, rawat inap di rumah sakit dan kematian. Hasil ini menggarisbawahi potensi vaksin buatan China itu dalam menyelamatkan nyawa dan mengurangi permintaan untuk sistem layanan kesehatan.

Studi di Chile itu dilakukan terhadap 10,2 juta partisipan dan dinilai menunjukkan bahwa vaksin jenis inaktif ini memberikan perlindungan sangat mirip untuk populasi umum dengan usia 60 persen maupun kelompok usia lainnya.

ADVERTISEMENT

Menurut para peneliti, hasil studi di Chile ini sangat bernilai sebagai referensi, karena Chile memiliki angka tes Corona tertinggi di Amerika Latin, memiliki akses layanan kesehatan yang universal dan memiliki sistem pelaporan publik standar untuk statistik penting.

Meskipun Chile mengalami kenaikan kasus Corona dari pertengahan Mei hingga awal Juni, pakar yang memantau penelitian vaksin, Zhaung Shilihe menyebut kenaikan itu sebagian besar dipicu kebijakan non-lockdown nasional.

Efisiensi Coronavac terhadap rawat inap juga dilaporkan ada di atas angka 90 persen dalam studi di Brasil dan Indonesia.

Hasil studi di Chile ini dirilis setelah sebelumnya kebijakan vaksinasi di Singapura yang mengesampingkan vaksin Sinovac menjadi sorotan. Otoritas Singapura diketahui tidak menyertakan vaksin Sinovac dalam program vaksinasi nasional mereka.

Media-media Barat termasuk Reuters mengulas soal dugaan pemerintah Singapura diskriminatif terhadap penerima vaksin buatan China. Sejauh ini, hanya vaksin Moderna dan Pfizer-BioNTech yang digunakan dalam program vaksinasi nasional yang diberikan secara gratis di Singapura.

Dalam responsnya, Kementerian Kesehatan Singapura menyatakan Otoritas Ilmu Kesehatan Singapura (HSA) masih menunggu data tambahan CoronaVac, khususnya data soal varian Delta yang sangat menular, sebelum memberikan hak istimewa seperti bebas dari Pre-Event Testing (PET).

Sementara Prof Tjandra Yoga Aditama, Eks Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara, dalam penjelasannya menyebut sah-sah saja bagi Singapura mengambil kebijakan tak memilih vaksin Sinovac dalam program nasional. Dia menegaskan vaksin Sinovac sudah mendapatkan izin penggunaan darurat dari WHO.

Menurutnya, hal tersebut tak lantas diartikan bahwa vaksin Sinovac tidak layak untuk program vaksinasi. Sebab, ambang batas vaksin COVID-19 yang efektif digunakan adalah efikasi 50 persen. Bukan cuma WHO yang menetapkan ambang tersebut, melainkan juga sejumlah negara termasuk Amerika Serikat (AS) melalui Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Sementara itu terkait varian Delta yang kini mendominasi secara global, para peneliti masih melakukan studi laboratorium untuk mengetahui seberapa baik vaksin Sinovac melindungi dari varian tersebut. Juru bicara Sinovac, Liu Peicheng, menuturkan kepada Global Times bahwa hasil relevan terkait Coronavac akan dipublikasikan dalam dokumen akademik beberapa hari ke depan.

Liu menyangkal laporan Reuters yang menyebut efikasi Coronavac menurun tiga kali lipat dalam menetralkan varian Delta. Dia menyebutnya 'tidak akurat dan tidang lengkap'.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads