Wakil Menteri Pertahanan (Menhan) Arab Saudi, Pangeran Khalid bin Salman, melakukan kunjungan resmi ke Amerika Serikat (AS) pada pekan ini. Pangeran Khalid diketahui merupakan adik laki-laki dari Putra Mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), yang menjadi pemimpin de-facto Saudi.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (7/7/2021), kunjungan Pangeran Khalid ini tercatat sebagai kunjungan pejabat Saudi dengan posisi tertinggi sejak Presiden Joe Biden menjabat dan sejak AS merilis temuan intelijen yang mengaitkan MBS dengan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Dalam temuan intelijen itu, AS diketahui menuduh MBS menyetujui operasi tahun 2018 yang berujung pembunuhan Khashoggi di dalam Konsulat Saudi di Istanbul, Turki. Khashoggi yang dikenal sebagai kolumnis The Washington Post ini juga diketahui kerap mengkritik kebijakan otoritas Saudi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Otoritas Saudi telah membantah tuduhan AS yang disampaikan melalui temuan intelijen itu.
Kunjungan Pangeran Khalid ke Washington DC ini dilakukan pada Selasa (6/7) waktu setempat. Dalam pernyataannya, otoritas AS menyebut dalam kunjungan itu, Pangeran Khalid menggelar pembicaraan dengan sejumlah pejabat senior AS untuk membahas konflik Yaman dan ancaman dari Iran -- musuh abadi Saudi.
Secara terpisah, Sekretaris Gedung Putih, Jen Psaki, menyebut bahwa kematian Khashoggi kemungkinan juga akan ikut dibahas. Diketahui bahwa Gedung Putih pada era mantan Presiden Donald Trump mempertahankan hubungan dekat dengan MBS meskipun dia terseret kematian Khashoggi.
Namun pernyataan resmi Gedung Putih soal pertemuan Pangeran Khalid dengan penasihat keamanan nasional, Jake Sullivan, tidak menyinggung soal pembunuhan Khashoggi. Meskipun disebutkan bahwa Sullivan 'menekankan pentingnya kemajuan dalam memajukan hak asasi manusia di Kerajaan (Saudi)'.