Varian Delta virus Corona membuat angka positif di Afrika melonjak. Kecepatan lonjakan ini disebut merupakan rekor di Afrika.
Dilansir AFP, Jumat (2/7/2021) WHO mengatakan jumlah infeksi telah meningkat di Afrika selama enam minggu berturut-turut. Meningkat seperempat minggu ke minggu menjadi hampir 202.000 dalam minggu terakhir.
"Kecepatan dan skala gelombang ketiga Afrika tidak seperti yang pernah kita lihat sebelumnya," ujar Direktur Regional WHO untuk Afrika Matshidiso Moeti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rekor mingguan di benua itu saat ini mencapai 224.000 kasus baru. Kematian meningkat 15 persen di 38 negara Afrika menjadi hampir 3.000 pada periode yang sama.
Permintaan oksigen di Afrika sekarang 50 persen lebih tinggi dari puncak gelombang pertama, setahun lalu.
"Penyebaran varian yang lebih menular yang merajalela mendorong ancaman ke Afrika ke tingkat yang sama sekali baru," kata Moeti.
"Lebih banyak penularan berarti lebih banyak penyakit serius dan lebih banyak kematian, jadi semua orang harus bertindak sekarang dan meningkatkan tindakan pencegahan untuk menghentikan keadaan darurat menjadi tragedi," sambungnya.
Varian Delta yang sangat menular telah dilaporkan di 16 negara, terhitung 97 persen sampel diurutkan di Uganda dan 79 persen di Republik Demokratik Kongo (DRC).
Negara-negara Afrika menderita kekurangan vaksin COVID yang melumpuhkan. Hanya 15 juta orang atau sekitar 1,2 persen dari populasi Afrika yang divaksinasi penuh.
(dwia/dwia)