Bangladesh Lockdown, Tentara dan Polisi Dikerahkan

Bangladesh Lockdown, Tentara dan Polisi Dikerahkan

Rita Uli Hutapea - detikNews
Kamis, 01 Jul 2021 10:24 WIB
Puluhan ribu pekerja migran meninggalkan Dhaka, ibu kota Bangladesh pada Minggu (27/6) waktu setempat.
puluhan ribu pekerja migran telah meninggalkan Dhaka sebelum lockdown (Foto: Getty Images)
Jakarta -

Pemerintah Bangladesh memberlakukan lockdown (penguncian) ketat terkait COVID-19 mulai hari Kamis (1/7) ini. Para tentara dan polisi diperintahkan untuk mencegah orang-orang meninggalkan rumah mereka, kecuali untuk keadaan darurat atau untuk membeli kebutuhan pokok.

Seperti diberitakan kantor berita AFP, Kamis (1/7/2021), pemerintah Bangladesh mengatakan negara Asia Selatan berpenduduk 168 juta orang itu, mengalami peningkatan kasus infeksi virus Corona yang "mengkhawatirkan dan berbahaya", yang sebagian besar disebabkan oleh varian Delta yang sangat menular.

Banyak rumah sakit sedang berjuang, terutama di daerah yang berbatasan dengan India di mana varian Delta pertama kali terdeteksi. Beberapa kota pinggiran telah mencatat tingkat infeksi 70 persen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengumuman lockdown yang disampaikan pekan lalu telah memicu eksodus puluhan ribu pekerja migran dari Dhaka, ibu kota Bangladesh, dengan orang berdesakan di kapal-kapal feri yang penuh sesak.

Kepala Kepolisian Dhaka, Shafiqul Islam mengatakan kepada wartawan bahwa mulai Kamis ini siapa pun yang meninggalkan rumah tanpa alasan yang baik, akan didenda dan mungkin ditangkap.

ADVERTISEMENT

"Jika kami perlu mengajukan 5.000 kasus dan penangkapan sehari, kami akan melakukannya," kata Shafiqul Islam dalam konferensi pers.

Pemerintah telah memerintahkan tentara dan polisi perbatasan dikerahkan. Semua kantor dan toko akan ditutup, dengan hanya pasar makanan lokal yang diizinkan buka selama beberapa jam sehari.

Simak video 'Ribuan Orang Tinggalkan Ibu Kota Bangladesh Jelang Lockdown':

[Gambas:Video 20detik]



"Kami berharap langkah-langkah keras ini akan berhasil. Kita harus menahan virus dengan cara apa pun," kata juru bicara Departemen Kesehatan, Robed Amin kepada AFP.

Tapi Sagar, seorang pedagang kaki lima di Dhaka, marah dengan keputusan lockdown ini.

"Pemerintah memberlakukan lockdown hanya untuk membunuh orang miskin. Tidak akan ada pekerjaan untuk kami, tidak ada bantuan dari siapa pun," katanya kepada AFP.

Namun, dukungan atas lockdown diutarakan warga lainnya, Touhidul Islam Chowdhury, yang memiliki perusahaan pinjaman kecil, mengatakan lockdown itu harus "dijalankan dengan keras".

"Banyak orang sekarat dan terinfeksi," katanya kepada AFP. "Tentara seharusnya dikerahkan jauh lebih awal," imbuhnya.

Bangladesh telah melaporkan hampir 900.000 kasus infeksi dan lebih dari 14.500 kematian akibat virus Corona, tetapi para ahli mengatakan jumlah sebenarnya bisa jauh lebih tinggi karena tidak dilaporkan.

Menurut sebuah studi baru-baru ini oleh Pusat Penelitian Penyakit Diare Internasional yang berbasis di Dhaka, lebih dari dua pertiga kasus infeksi baru di Dhaka adalah varian Delta.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads