Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, memecat seorang pejabat kesehatan Brasil setelah pejabat itu dilaporkan meminta suap dalam pengadaan vaksin virus Corona (COVID-19). Pemecatan ini terjadi di tengah tuduhan gratifikasi yang mengguncang pemerintahan Bolsonaro dan memicu seruan pemakzulan.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (1/7/2021), dengan kematian akibat Corona melebihi setengah juta orang, warga Brasil marah karena kehilangan kesempatan untuk membeli vaksin.
Penyelidikan yang dilakukan Senat Brasil mengungkap dugaan korupsi, dengan orang-orang dalam pada Kementerian Kesehatan dan para anggota parlemen pro-Bolsonaro diduga berupaya mempercepat pengadaan dan membayar lebih banyak untuk vaksin Corona yang dikembangkan Bharat Biotech asal India.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Rabu (30/6) waktu setempat, saat Brasil mencatat 2.081 kasus Corona dalam 24 jam, menurut dokumen yang dilihat Reuters, jaksa-jaksa federal dan kepolisian federal meluncurkan penyelidikan pidana terhadap pengadaan vaksin India tersebut.
Sehari sebelumnya, atau pada Selasa (29/6) waktu setempat, Brasil menangguhkan kontrak pengadaan vaksin India senilai 1,6 miliar Real. Pada Rabu (30/6) waktu setempat, regulator kesehatan Brasil menangguhkan pengajuan penggunaan darurat untuk vaksin India itu, dengan alasan dokumennya tidak lengkap.
Laporan surat kabar lokal Folha de S.Paulo menyebut bahwa kepala logistik Kementerian Kesehatan Brasil, Roberto Ferreira Dias, dipecat dari jabatannya.
Folha de S.Paulo yang mengutip perwakilan dari perusahaan pasokan medis melaporkan bahwa Dias diduga menyarankan suap 1 dolar Amerika per dosis dalam sebuah makan malam untuk membahas pesanan berbeda 400 juta vaksin.