Korban tewas dalam insiden ambruknya apartemen 12 lantai di Florida, Amerika Serikat (AS), kini bertambah menjadi 9 orang. Upaya penggalian puing dan pencarian korban masih terus berlanjut hingga kini.
Seperti dilansir Associated Press, Senin (28/6/2021), lebih dari 150 orang dinyatakan masih hilang atau tidak diketahui keberadaannya setelah gedung apartemen bernama Champlain Towers South yang terletak di kawasan Surfside, Florida, itu ambruk ke tanah dalam hitungan detik.
Penyebab ambruknya gedung berusia 40 tahun itu belum diketahui secara jelas. Namun otoritas setempat menyebut gedung 12 lantai itu sedang menjalani konstruksi atap dan perbaikan lainnya saat insiden terjadi pada Kamis (24/6) pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para petugas penyelamat masih menyisir lokasi untuk mencari kemungkinan korban selamat di antara puing-puing bangunan. Namun sejauh ini, petugas hanya menemukan jenazah korban.
Dengan korban tewas dilaporkan bertambah pada Minggu (27/6) waktu setempat, keluarga korban mulai putus asa dan khawatir akan lambannya pencarian. Tidak ada korban yang berhasil dievakuasi dalam keadaan hidup sejak Kamis (24/6) atau beberapa jam setelah gedung ambruk.
Sejumlah anggota keluarga korban dibawa mendatangi lokasi pada Minggu (27/6) waktu setempat, dengan beberapa merasa frustrasi menunggu kabar terbaru.
Menghadapi keluarga korban, para petugas penyelamat memastikan bahwa upaya terbaik dilakukan untuk mencari setiap korban, namun mereka butuh bekerja secara berhati-hati agar bisa menemukan korban selamat.
"Putri saya berusia 26 tahun, kesehatannya sempurna. Dia bisa selamat dari sana," tutur salah satu ibu korban kepada petugas penyelamat dalam pertemuan akhir pekan. "Ini tidak cukup. Bayangkan jika anak-anak Anda ada di sana," imbuhnya.
Simak video '150 Orang Masih Terjebak Reruntuhan Bangunan 12 Lantai di Florida':
Dalam penjelasannya, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Miami-Dade, Alan Cominsky, menyatakan bahwa otoritas setempat masih melakukan operasi pencarian dan penyelamatan. Cominsky menjelaskan bahwa pihaknya masih memiliki harapan untuk menemukan korban selamat, namun prosesnya harus dilakukan secara perlahan dan metodis.
"Area puing-puing tersebar secara luas, dan itu rumit, sangat rumit," tuturnya.
Disebutkan Cominsky bahwa puing-puing bangunan yang ambruk harus distabilkan dan ditopang saat proses pencarian berlangsung. "Jika ada ruang kosong, kami ingin memastikan kami diberi setiap kemungkinan adanya korban selamat. Itulah mengapa kami tidak bisa begitu saja masuk dan bergerak secara tidak menentu, karena itu akan memberikan hasil terburuk," imbuhnya.
Para petugas penyelamat dilaporkan menggunakan perangkat radar gelombang micro yang dikembangkan oleh Jet Propulsion Lab NASA dan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS yang bisa 'melihat' hingga ketebalan beton solid 20 cm. Perangkat seukuran koper ini bisa mendeteksi pernapasan dan detak jantung manusia, dan dikerahkan dalam upaya pencarian.
Gubernur Florida, Ron DeSantis, memuji tim pencari dan penyelamat sebagai 'yang terbaik dalam urusan ini'. Otoritas setempat meyakinkan keluarga korban bahwa para petugas penyelamat memiliki kualifikasi terbaik, dengan beberapa dari mereka pernah terlibat dalam upaya pencarian dan penyelamatan dalam pengeboman Oklahoma Citu, runtuhnya Gedung World Trade Center usai serangan 9/11 dan gempa Haiti.